News Update!

Selasa, 01 November 2011

=KERETA BERANGKAT SENJA=



Sejak digulirkan program pemerintah PNPM-MP di Kecamatan Gempol tahun 2009 pengurus BPD Desa Sumbersuko memilih saya untuk aktif sebagai kader pemberdayaan dan kami di latih tentang cara memfasilitasi rapat, pembuatan peta, penentuan RTM serta hal-hal teknis lainnya di Program PNPM-MP selama tiga hari di balai desa Sumbersuko hasil dari pelatihan PNPM-MP pekerjaan awalnya adalah kami harus melakukan musyawarah dusun sebanyak 15 kali sedesa atau sekitar 30 kali musyawarah dalam waktu sebulan yaitu musyawarah kelompok campuran dan kelompok perempuan, kami melaksanakan kegiatan tersebut dengan persiapan dan pembekalan yang matang meskipun tidka dibayar di waktu pelatihan saya agak merinding di awal-awal pelaksanaan sebagai KPMD akhirnya kami terbiasa juga dalam menjalankan program ini perkerjaan pertama adalah memulai menjadwal tanggal waktu rapat dengan warga melalui semi musyawarah dengan kepala dusun dan setiap pulang dari tugas TU di SMP, saya harus pulang terlambat karena harus selalu mengetik hasil-hasil musyawarah di computer sekolah termasuk hasil yang kami dapat tentang usulan warga sekitar lebih 80 gagasan dalam program ini, begitu seterusnya sampai kami lakukan pada rapat di tingkat desa, dalam hal proses ini kami harus mengeluarkan uang saku sendiri untuk kegiatan pemberdayaan warga .
Sebelum musyawarah dusun ini dilakukan beberapa perangkat desa meragukan tentang keberanian kami untuk mengadakan musyawarah di semua dusun ternyata gayung bersambut dari beberapa kepala dusun menghendaki adanya rapat penggalian gagasan termasuk kepala dusun sumberbendo Bpk Syafii karena dia baru di angkat jadi kasun dia mengundang seluruh warganya untuk datang kerumahnya karena banyaknya warga yang datang dia membuatkan tenda dari terpal di depan rumahnya dalam rapat tersebut begitu antusias warga mengikuti acara ini sehingga berbagai ide muncul dari para petani agar mereka ingin di buatkan saluran irigasi pertanian buat mereka karena yang selama ini mereka gunakan adalah milik desa lain dan selalu di sumbat airnya dari atas sehingga tidak mendapatkan jatah air sawah, saya jadi tersadarkan betul akan kepentingan warga ini sesekali setelah rapat di malam hari saya harus melihat menerawang keatas apa yang sebenarnya akan terjadi mungkinkah hal ini akan terwujud? Atau saya hanya takut di kira membuat janji-janji melulu sehingga tidak tahu akan tindakan berikutnya, tapi saya yakin suatu saat nanti apa yang di harapakan warga akan terwujud begitu juga untuk dusun-dusun lainnya bahwa sampai detik ini saya menampung semua aspirasi warga tanpa tahu dari mana uang sebanyak itu untuk mewujudkan keinginan mereka, begitu kenangku dalam angan-angan setiap selasai mengadakan musyawarah, tidak sedikit warga pengangguran di desa ini yang tidak punya pekerjaan, tidak punya rumah, para fakir miskin, tukang sapu jalanan, ada yang suaminya gila, siapa lagi kalau bukan kita yang menolongnya, sesekali saya harus menyisihkan baju –bajuku yang tidak layak pakai saya berikan kepada mereka, anaknya yang masih kecil aku kasih uang 2o ooo, kadang-kadang aku harus menangis di kesunyian malam melihat dan merasakan tetangga tetanggaku yang tidak punya uang, entah pelatihan KPMD tiga hari yang lalu membuatku begitu kuat untuk selalu melayani masyarakat. Setelah rapat di salah satu dusun, sebagian warga perempuan ada yang bertengkar karena rebutan menjadi ketua SPP pada akhirnya program SPP di tiadakan di dusun itu, say jadi tertegun apa yang saya lakukan sehingga terjadi seperti ini begitu bisik hatiku, beberapa malam kami dan tim TPK membuat peta desa yang kami hasilkan dari peta dusun untuk bahan musyawarah di tingkat desa hampir sampai menjelang subuh, besoknya harus menyiapkan rapat dusun lagi di dusun sumbersuko lor para warga di dusun ini benar-benar kritis, dalam musyawarah tersebut pertanyaan warga yang tajam-tajam membuat kami selalu minder untuk menjawabnya untunglah kami tetap semangat dan tegar dalam memimpin rapat itu, pada saat itu salah seorang warga membentak kami “Ah … apa benar usulan ini akan di danai? siapa sih yang gak bisa ngomong! saya juga bisa’, lihat tuh pemerintah Desa bisanya hanya janji-janji melulu, katanya mau aspal jalan mana buktinya!” begitu bentaknya, dan kami menjawab pertanyaan itu kepada warga “sesuai aturan bahwa ini masih tahap mengumpulan aspirasi usulan dan nanti akan di saring kembali usulan bapak ibu semua di tingkat desa lalu dibawa ketingkat kecamatan, oke!” sambil senyum kulontarkan, tanda keakraban “ tidak apa-apa tapi siapa nanti yang mewakilinya?” begitu pinta warga , akhirnya setelah pemilihan perwakilan warga untuk diikutkan musyawarah di tingkat desa di pilih, wargapun menuntut habis habisan kepada salah satu warga yang akan menjadi utusan mereka bilang begini ‘ mas… awas kalau usulan dusun ini gak lolos di tingkat desa!! saya ingatkan jangan pernah kembali ke dusun ini, kamu saya usir nanti! Begitu kerasnya watak warga di dusun ini hingga berkata demikian sesama tetangganya. Pada akhirnya ... dan ternyata… usulan dusun ini tidak lolos di tingkat desa, akhirnya saya tidak tahu bagaimana nasib Pak X tersebut di dusunnya setelah gagal menyuarakan aspirasi warganya di tingkat desa saya hanya bisa berharap semoga bisa damai dan asah asuh sesama tetangga.
Masih dalam tahapan musdus waktu itu hari rabu malam musdus dilaksanakan di dusun Bumbungan konon dusun itu warganya sejahterah SDMnya tinggi, semuanya punya pekerjaan dan rumah tangga miskin tidak ada, ketika para tokoh masing-masing dusun di desa Sumbersuko meghendaki pembangunan sarana prasarana yang mendesak untuk segera dibangun, malah dusun bumbungan ini permintaannya sangat unik yaitu agar dibangunkan kolam renang hiburan yang nantinya omset dari pendapatan tersebut di gunakan untuk membangun dusunya, saya hanya terpanah oleh suara pemuda itu teman TPK kami Mas Tri Cahyono mengembalikan kepada warga ‘ apa tidak sebaiknya untuk di bangunkan sarana yang lebih memadai ?’ “tidak ..semua sarana disini sudah memadai jadi kami hanya ingin agar satu saja usulan dusun ini bisa di danai”. dia menjelaskan panjang lebar tentang gagasannya karena dia cerdik juga berwawasan luas mungkin dia berfikir dua kali jika dusunnya dapat dana untuk dibangunkan sarpras tentu dananya langsung habis dan tidak bisa di putar ulang untuk mendapatkan omset secara rutin tapi kalau dibangunkan sarana yang bisa mendapatkan masukan tentu akan sangat bagus sekali akhirnya di loloskan bahwa usulan dusun bumbungan yang di bawa ke tingkat desa adalah pembangunan kolah renang, ternyata usulan warga ini juga gagal di tingkat desa.
waktu awal perjalanan program PNPM ini di tahub 2009. usulan pertama di musyawarah MDP (Musyawarah esa Perencanaan) di raih oleh dusun Sumberbendo yang berkoalisi dengan dusun Kriyan karena usulannya sama yaitu pembangunan pipanisasi air bersih, ternyata istilah ‘koalisi’ juga menyelimuti di program ini saya sendiri baru menyadari ketika ini di musyawarahkan di tingkat desa sudah terkoordinasi dengan rapi oleh tokoh dusun itu tanpa saya ketahui sebelum, ini sebagian cerita di tahun 2009 saya teringat masa-masa itu begitu nyata dalam benak kami. ...
============
semoga menjadi inspirasi dan semangat juang bagi saudaraku semuanya