News Update!

Minggu, 16 Februari 2025

TRANGUIL VIBES OF COFFEE SHOP ONOK KOPI

 

   

Adim |Portal Sumbersuko 

Ada hal yang memang kadang tidak disadari namun itu merupakan sebuah pelajaran yang berharga perjalanan ini tidak seperti biasanya vibrasi yang luar biasa ketika hari hari itu cuaca mendung gelap menghitam sedikit pancaran sinar matahari di sudut gunung barat daya hamparan luas diantara ladang ladang kubis sayur mayur bak melintasi perjalanan diatas awan Desa Tosari. Tak banyak orang berlalu lalang seperti hari hari sebelumnya cuaca begitu menggoda mungkin aku tidak pernah memikirkan hal itu dalam waktu dekat semua perjalanan harus kita lalui entah apa yang terjadi bersyukur dan berterimakasih adalah bagian wujud dari apa yang kita lakukan. Jalan berliku rumput rumput hijau di sisi jalan bagian dari wujud semesta. Wanita paruh baya duduk di sudut jalan dengan berselempang sarung kuning keemasan terlilit di lehernya sebuah api kecil dari ranting pohon Cemara menyala didepan mereka dengan kedua telapak tangan tengadah didepan api itu untuk menghangatkan tubuhnya wajahnya begitu caria, Sore ini benar benar dingin sekali. Sesekali mereka melontarkan senyum kepadamu sesaat melintasi jalan itu kegembiraan wanita itu tiada rasa kedinginnya meskipun bagiku ini sangat dingin sekali menusuk relung tubuhku, diantara mereka ada yang berjalan di jalanan begitu licin sebagian kecil beberapa ruas jalan tertimbun lumpur akibat pohon cemara tumbang derasnya curah hujan tinggi membuat orang orang harus berhati hati melewati jalan itu. Mereka menembus batas dan menghilang dari pandanganku diantara kabut kabut tebal menyelimuti jalanan berliku liku, pesonamu keindahan alam Tosari takkan pernah terlupakan. Termangu sejenak merasakan suasana begitu sejuk di tepi jalan kakek tua memanggul ikatan kayu muncul dari semak semak belukar pertanda dia sudah selesai pekerjaanya dan harus segera pulang menjeput asa. Menjelang sore haruskah aku teruskan perjalanan ini nikmati saja bersama gemercik hujan sedikit angin.

 

Tulisan warna putih di tepi jalan Caffe Shop Onok Kopi mulai terlihat samar samar diselimuti awan diseberang jalan mulai nampak jarak pandang sedikit tercerahkan perlahan kabut pudar oleh angin dibawa ke tempat lebih rendah dari yang aku kira semua berjalan tampak seperti biasa, sunyi sepi di jalan masuk menambah dinginnya suasana sore itu. Namun beberapa kendaraan pengunjung tertata rapi dihalaman caffe onok kopi, seorang pria berjaket tebal duduk tenang sambil pegang gadget diatas gazebo begitu serius dia menikmati suasana sore hari itu tentu dia adalah menjaga parkir yang setia dalam menjaga kendaraan pengunjung. Hal hal diluar dugaanku getaran alam yang tenang membawa emosi spirit yang tinggi emosi kedamaian emosi cintah kasih menyatu dengan alam semesta, gazebo itu rupanya terbuat dari kayu jati begitu kuat menghitam bunga bunga aesthetic azalea kecil di dinding taman parkiran baru bersemai menyambut dinginnya sore menjelang malam, bunga bunga cantik itu tak akan pernah berbicara tapi memberi lambang lambang atas firasatku

Bangunan itu sekilas dari depan nampak sebuah rumah tua biasa dengan beberapa pohon palm dan bunga semanggi rambat di dinding yang begitu menggoda selera untuk dipandang ada sebuah lorong kecil yang diapit kedua dinding tembok kanan kiri sebagai pintu gerbang masuk dengan lantai berundak ke bawah, di bagian kiri terdapat beberapa teman dan lokasi yang interiornya berbeda beda akan tetapi kita akan dibuat kagum di dalamnya karena akan menyatu dengan jalan setapak diantara rerumputan hijau, sungguh interior luar biasa didesain begitu unik nan menawan. Bunga anggrek bulan di sini banyak sekali istriku sering mengaguminya dia ingin sekali bunga itu tapi tidak pernah menemukannya, hari ini aku telah memandangnya begitu lama dan indah.

Menelusuri setiap sudut sudut Caffe Onok Kopi seperti menjumpai taman bunga yang unik ada puluhan bunga bahkan ratusan bunga tumbuh subur disana

"Ngopi dulu mas?" tawar ocha, gadis cantik dengan kacamata bulat dimatanya menawariku istirahat di sela sela hujan rintik rintik menyelimuti dinginya suasana sore itu 

“iya” jawabku. “Ocha … nama yang anggun” gumamku dalam hati

Nuansa bangunan begitu klasik didalamnya terdapat beberapa ornamen unik membuat penyatuan jiwa tak terhingga pigora unik dari kayu tertuliskan onok kopi manual brew sebuah kopi khas Bromo harum manis jauh berbeda dengan kopi kopi biasanya meja kayu beralaskan porselin kotak kotak hitam putih kupilih sebagai tempat rebahan untuk menikmati suasana sore itu, dua buah lampu sputnik diatas meja menyala kuning terangkai dengan sempurna di ranting pohon cemara kipas dengan dedaunan kering tetap utuh selamanya dan tak akan pernah jatuh sungguh perawatan yang luar biasa, pojok kanan nampak sebuah etalase terbuka dengan vase bungan kecil mungil berdinding kaca beberapa bunga dan patung berjajar disana rupanya itu bunga Edelweis sebagai flora iconik Indonesia. Keunikan dan keindahan alam indonesia sebuah surga yang nyata yang di tanamkan di Eco Bromo, bunga Flamingo daun warna hijau bunga warna merah muncul setangkai kecil yang bisa mengeluarkan bibit bibit bunga juga ada disana, sampai nama nama bunga yang belum kuketahui berhamburan di Caffe itu, butuh perawatan yang serius 

Bagian dari kehidupan ini adalah memeliharanya menaburkan kehidupan untuk sesama mahluk hidup mungkin ini bagian dari motto tersebunyi Caffe Onok Kopi yang tertulis dalam hati sanubari tertanam kuat untuk melestarikannya, sebelah kanan taman kecil berdiri bungan pandan Bali begitu kokoh menyekat erat dengan alam tanah yang subur dibawahnya rumput hijau tumbuh subur. Sebuah panggung kecil terdapat pintu warna putih diatasnya sebuah pintu menuju gerbang kelimpahan dan kemakmuran gerbang yang ditunggu untuk hadir disana telah sampai di hadapanku. Manivestasikan dalam fikiran apa yang ku yakini tentang bangunan itu merupakan bentuk pintu diatas adalah isyarat yang bagus bagaimana perjalanan hidup kita sudah mencapai pintu kemenangan pintu keberhasilan kesuksesan dan pintu keberkahan, kabut semakin tebal dengan alunan musik lembut menyelimuti ruang ruang caffe beberapa pengunjung begitu senang bersama keluarga mereka bermain dengan riang gembira, kuamati setiap detailnya benar benar indah.

Seorang laki laki datang menghamipiriku dengan secangkir kopi manual brew dan sepiring pisang goreng hangat dan empuk.

“Barista yang luar biasa terima kasih banyak” .. ucapku

“iya sama sama silahkan dimakan” jawab Barista dengan murah senyum

Semakin malam suasana semakin sunyi angin dingin berhembus dari segala arah angin tidak akan menemukan temannya kecuali kita sendiri yang menemaninya di hari itu angin begitu halus tidak bersuara namun terasa seperti bagaimana kita merasakan sesuatu dalam hati sanubari jika kita disana terberkati dengan aura Caffe Onok Kopi dan seisinya kehidupan ini silih berganti terus menerus bergenerasi sambil menerwang jauh kesana hanya duduk diam menikmati suasana menghayati masa masa lalu dan memandang optimis masa depan seutas rokok kuselipkan dibibir kubakar pelan pelan sedikit kobaran api membakar tembakau hingga asap menyatu dengan kabut putih menyatu dalam relung jiwa membawa ke alam nirwana, semua kenikmatan surga dunia yang patut di sukuri atas keberlimpahan kesehatan kebugaran ini membawa dampak atas apa yang kita cita citakan nanti, suasana ini benar benar terkonsep rapi di onok kopi, gen Z menyebutnya Healing sebuah proses penyembuhan psikologis penyembuhan tubuh sel sel akan bekerja untuk perubahan menuju kesehatan jiwa jasmani dan rohani Onok Kopi merupakan teman yang bagus untuk hal ini. Begitu firasatku

“Andai saja semua teman temanku mau kesini pasti seru” pikirku sambil berangan angan mengajak keluarga ke Caffe Onok Kopi

Pesanku Cuma satu kepada pembaca . cobalah sekali kali ke Caffe Onok Kopi di desa Baledono Kecamatan Tosari kalian akan mendapatkan penyembuhan yang luar biasa.

Senin, 03 Februari 2025

GERAKAN SUMBERSUKO HIJAU. (Edukasi Polusi Dan Penanaman Trembesi Menuju Desa Lestari)

                            Foto : Afifah Faiqotuzahra & Sekdes Sumbersuko 


Judul di atas merupakan Judul Proposal Program REACT (Reach And Action) yang diadakan oleh Telkom University. Dari ratusan Proposal yang masuk, judul di atas merupakan satu dari lima proposal yang disetujui pihak kampus. Kebetulan mahasiswa yang mengajukan proposal itu mahasiswa asli penduduk Desa Sumbersuko. Adalah Mbak Afifah Faiqatuzahra, mahasiswa semester 4 Universitas Telkom Jurusan Sains Data.

 

Hari Minggu di awal Februari 2025, sekitar jam 8:00 acara Gerakan Sumbersuko Hijau dimulai. Acara yang dihadiri Sekretaris Desa Sumbersuko, Bapak Mochamad Ibadillah, Ketua BPD Sumbersuko Bapak M. Rofid, Kaur TU dan Umum Bapak M. Hendik F.P., Kaur Perencanaan Bapak H. Arifin, Kasi Kesejahteraan Bapak Doraji, Para Kepwil dan perangkat yang lain serta belasan warga yang hadir memenuhi ruang utama Balai Desa Sumbersuko.


Acara dibuka oleh Bapak Mochamad Ibadillah sambil memberi pengantar tentang kegiatan yang akan dilakukan. Kemudian dilanjutkan sesi utama, presentasi tentang Gerakan Sumbersuko Hijau yaitu Edukasi Polusi Dan Penanaman Trembesi Menuju Desa Lestari yang dipaparkan secara langsung oleh Mbak Afifah.

Mahasiswa asli dari Desa Sumbersuko tepatnya dari Dusun Sumberingin ini begitu piawai dalam memaparkan presentasinya. Menggunakan proyektor dengan screen (layar) ukuran 100”, ia mengawali dengan latar belakang Desa Sumbersuko sebagai kawasan industri, yang mana pencemaran lingkungan baik udara dan limbah industri berpotensi merusak ekosistem serta mengganggu kesehatan masyarakat setempat, meskipun tidak dipungkiri adanya industri dapat mengangkat perekonomian warga.


Berangkat dari hal tersebut, Mbak Afifah ingin Desa Sumbersuko tetap hijau dan lestari meskipun sebagai kawasan industri. Salah satunya dengan melakukan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak polusi serta melakukan gerakan penanaman pohon Trembesi sebagai upaya nyata mengurangi dampak polusi tersebut.


Mengapa Pohon Trembesi yang dipilih? Mbak Afifah yang juga putri dari Bapak Muh. Mashudi Luthfi ini menjelaskan dengan gamblang. Bahwa Pohon Trembesi dipilih karenamampu menghasilkan oksigen sekitar 4.800 kg per pohon. Kebutuhan oksigen rata-rata manusia dewasa sekitar 0,84 Kg per hari atau 306 Kg per tahun, maka satu pohon Trembesi dapat memenuhi kebutuhan oksigen 15-16 orang per tahun. Perhitungan ini didasarkan pada jumlah karbon yang diserap selama proses fotosintesis menggunakan pendekatan massa atom yang dikembangkan oleh Nowak. Rumus yang digunakan adalah O2 = CO2 x (32/44) dimana CO2 mewakili serapan karbon dalam kilogram, sedangkan angka 32 dan 44 masing-masing adalah massa molekul oksigen dan karbon dioksida. Dengan kemampuan ini, Trembesi menjadi salah satu pohon yang sangat efektif untuk mendukung kebutuhan oksigen, terutama di wilayah perkotaan dan kawasan industri yang membutuhkan udara bersih.

Penjelasan singkat namun padat ini memberi wawasan baru bagi warga yang hadir tentang pentingnya kebutuhan oksigen di kawasan industri. Sebelum turun ke lapangan, acara presentasi ditutup dengan do’a oleh Bapak M. Rofid.


Rangkaian acara berikutnya terjun langsung ke lapangan melakukan penanaman Pohon Trembesi di mana Mbak Afifah tidak hanya memberikan edukasi tentang bahaya polusi di kawasan Industri, namun juga membawa langsung puluhan bibit Pohon Trembesi setinggi sekitar 1 s/d 1,5 meter untuk ditanam sebagai project awal. Berlokasi di tanah desa yang berada di Dusun Wonogriyo, Pohon tersebut di tanam di sepanjang batas tanah tersebut yang saat ini difungsikan sebagai parkiran truk.


Semoga langkah nyata meskipun kecil ini bisa menjadi contoh untuk dilakukan penanaman pohon Trembesi secara massal di wilayah-wilayah lain di Desa Sumbersuko terutama yang dekat dengan kawasan industri mengingat manfaat besar akan kebutuhan oksigen sekaligus menjaga Desa Sumbersuko supaya tetap hijau dan lestari di tengah kawasan industri yang tumbuh pesat.
______________

Redaksi

Adim|Portal Sumbersuko