News Update!

Sabtu, 31 Desember 2016

SANTUNAN ANAK YATIM PIATU

SANTUNAN ANAK YATIM PIATU 
OLEH PEMERINTAH DESA SUMBERSUKO DAN KARANG TARUNA DESA
DI MASJID DUSUN BUMBUNGAN 2016














Rabu, 28 Desember 2016

MANGGA THAILAND

PORTAL SUMBERSUKO
Reporter : Adim
-------------------------------------- 




PT. Gudang Garam Tbk,  Direktorak Porduk Gempol merelisasikan program CSR yang kesekian kalinya, hal ini berawal dari beberapa tokoh masyakat yang ingin agar ada tanaman di halaman rumah masing-masing warga sehingga rumah menjadi sejuk dan terhindar dari hawa panas dan debu, disamping itu harapan warga agar Sumbersuko sebagai ‘Kampung Mangga Thailand’ atau kampung mangga Ok yong , pohon mangga jenis ini jarang dimiliki warga Sumbersuko soalnya satu pohon buahnya bisa lebih banyak dan harum baunya satu tahun bisa panen 3 kali  tandanya kalau masak kulitnya warna kuning keemasan beda dengan pohon mangga lainnya rasanya nikmat dan lezat.  

Sebelumnya H. Susianto telah mengakomodir atas permintaan warga pada rapat triwulanan di SDN Sumbersuko II Desa Sumbersuko sekitar bulan November lalu, pada musyawarah waktu itu beberapa warga juga meminta agar disusulkan juga untuk buah duku asli, akan tetapi disepakati waktu itu pohon mangga

Alhamdulillah ... beberapa minggu yang lalu program ini terelasisasi dengan baik dengan di datangkannya puluhan bibit mangga Thailand dari PT. Gudang Garam Sumbersuko di Garasi mobil H. Wahyudi, hadir dalam acara tersebut Pak Bayu bersama tim dari PT. Gudang Garam, Pak Niam dari Pemerintah Desa, Ust. Khoiron R wakil BPD,  dan H. Susianto bersama tim tokoh masyarakat. Pada waktu itu juga ada diskusi dalam hal cara bertanam sampai panen dan berbuah, jika sudah panen biji pohon mangga tersebut bisa di tanam menjadi bibit baru lagi begitu dan seterusnya,

Bibit pohon mangga di bagikan ke warga secara gratis di koordinatori oleh kasun Mushodikin, hal ini untuk mempermudah distribusi bibit pohon mangga ke warga, akan tetapi masih banyak warga yang belum kebagian, namun perlu diketahui program pembagian bibit pohon mangga ini adalah tahap awal dan pada saatnya nanti akan diberikan lagi bibit yang sejenis kepada dusun lainnya di Desa Sumbersuko.

Berikut tips dan trik cara menanam pohon mangga Thailand
Pohon mangga yang ditanam dekat rumah, atau di lahan sempit, sebaiknya sering di lakukan pemangkasan. Dilakukan setelah selesai panen. Pemangkasan bertujuan untuk mengatur percabangan pohon agar rapi dan enak dilihat. Jaga ketinggian tajuk pohon maksimal setinggi 3 meter, agar batang utama dan perakaran tidak cepat membesar yang berpotensi merusak bangunan di sekitarnya.
Pohon yang dijaga tidak terus tumbuh meninggi akan memudahkan saat panen. Ide seperti ini telah banyak di terapkan pada perkebunan buah-buahan di Thailand. Mereka rutin melakukan pemangkasan agar pertumbuhan melebar, tidak meninggi. Saat panen menjadi mudah. Tak perlu menggunakan tangga atau memanjat pohon. Cukup berdiri di atas mobil bak terbuka atau di atas traktor, telah dapat menjangkau buah, manfaat pohon sangat banyak antara lain seperti dirumah admin ada 2 pohon mangga gadung besar di depan rumah kanan kiri pohon ini tidak boleh ditebang karena pohon bisa menyerap racun disekitar rumah, hawa jadi sejuk udara jadi segar.
Bagaimana dengan pemupukan?
Melakukan perlakuan secara organik dengan mengocori dengan pupuk organik cair atau pupuk kandang seperlunya. Jeda waktunya 3 bulan sekali. Sebaiknya tidak menggunakan pestisida kimiawi maupun zat-zat hormonal perangsang untuk munculnya bunga. Lebih baik dibiarkan tumbuh alami sesuai dengan kodratnya. Dengan begitu tanaman akan sehat dan menghasilkan buah-buah organik yang sangat berkualitas.

Selamat berkebun mangga ...

Rabu, 07 Desember 2016

SEJARAH DUSUN JATIKUNCI

PORTAL SUMBERSUKO
Oleh : Adim
------------------------------


Peta Dusun Jatikunci (Cropping 2009)

Baru-baru ini pada tanggal 10 Oktober 2016 jam 7 malam kasun Jatikunci  Hadi Susanto berkunjung kerumah Admin untuk menceritakan peristiwa ditemuinya penunggu (Seng Baurekso) Dusun Jatikunci, dari berkomunikasi hingga pada penampakan foto beliau yang ditunjukkan pada admin, dari hasil kontak bathin, beliau itu Mbah Asyari waallohu a`lam, semua ini bertanda baik untuk kita semua, amin

Berikut sejarah dusun Jatikunci
Cerita ini dikisahkan dari hasil MUSDUS (Musyawarah Dusun) bulan Juli 2009
Terbentuknya dusun ini berawal dari datangnya seorang kakek bernama Mbah Asy`ari dimana waktu itu dusun tersebut masih berupa hutan Jati dan hutan mahoni sampai ke lereng gunung Penanggungan, sebenarnya orang yang bermana mbah Asyari berasal dari wilayah selatan yang sedang merantau kewilayah tersebut (dimana dulu banyak hutan rindang di bekas pabrik berkat) dalam masa perantauan di tempat itu mbah Asy`ari hendak membentuk perkumpulan warga untuk mendirikan sebuah kelompok kecil masyarakat dengan mengedepankan ajaran agama islam bernuansa kejawen, akhirnya hari demi hari Mbah Asyari sedikit megundang beberapa warga dari gunung penanggungan untuk diajak bermukim di sana (sekarang sebelah timur pabrik Varia Usaha, tbk) dalam kesehariannya para warga serta keluarga sesepuh belajar memahami ajaran islam yang konon waktu itu adalah sebagain besar warga beragama hindu yang bersumber dari candi belahan di wonosunyo mbah Asy`ari juga termasuk orang yang ahli dibidang ilmu agama terutama kadigdayaan.
Sebagian besar warga yang bermukim disitu mata pencahariannya adalah mencari kayu dan menanam ubi-ubian. Untuk warga yang menjadi ternak tidak ada waktu itu dan kondisi airpun juga sedikit kesulitan di tengah dusun kecuali yang ada di sebelah hutan selatan wilayah pemukiman.
Dimasa kecilnya tidak begitu banyak orang yang tahu tentang keaslian asal muasal mbah Asy`ari tersebut, dimana banyak orang yang menggali informasi selalu saja ada halangan dan rintangan, beberapa tokoh dusun tersebut juga kesulitan mendapatkan sejarah yang rinci tentang kehadiran mbah Asy`ari
Selang beberapa tahun kemudian (sebelum belanda menduduki Negara NKRI sekitar tahun 1800 M) desa tersebut tidak bermana namun hanya hutan jati kemudian oleh mbah Asy`ari lokasi tersebut di berinama Dusun jatikunci yang berarti “pusat jati diri” dimana awal mula orang masuk kedusun  tersebut sudah menemukan jati dirinya untuk berjuang dijalan yang benar. Jika ada yang mengartikan Jatikunci adalah pohon jati dan buah kunci maka perlu adanya kroscek ke sesepuh untuk meluruskan cerita tersebut.

Sampai saat ini makam Mbah Asy`ari tetap terawat dengan baik yang lokasinya di sebelah selatan pabrik berkat disitu terdapat sumber air untuk mengairi sawah dan mandi bagi warga sekitar akan tetapi sumber air, tersebut agak jauh dari perkampungan warga kurang lebih 700, meter juga di sebelah makam mbah Asy`ari disampingnya terdapat pemakaman umum warga dusun Jatikunci.

Senin, 05 Desember 2016

KKM Univ. Wijaya Putra Bersama Kartar OPEK di Dusun Kemuning

Portal Sumbersuko 
Oleh : Rizwal Uhuy
-------------------------
Pada hari Minggu, 4 Desember 2016
Karang Taruna OPEK kedatangan tamu mahasiswa dari Fakultas Hukum - Universitas Wijaya Putra Surabaya yang berjumlah 25 mahasiswa.
Adapun maksud kedatangan mahasiswa tsb adalah untuk melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) yang bertujuan untuk memberikan penyuluhan kepada Para Pemuda & juga Warga Dusun Kemuning tentang Peraturan Irigasi & Reboisasi.
Kegiatannya dimulai pukul 07.00 - 12.00 wib diisi dengan kegiatan Penanaman Bibit Pohon & Santunan ke Masyarakat Dusun Kemuning. Pembukaan dilaksanakan di halaman TK 10 Kemuning.
Penghijauan .... Semoga rehabilitasi hutan dan lahan diharapkan mampu menberikan manfaat bagi peningkatan ekonomi kesejahteraan masyarakat Thanks to Univ wijaya putra , pemuda OPEK dan masyarakat kemuning.....”ungkap Tony selaku Pembina karang Taruna






Senin, 10 Oktober 2016

SELAMAT ... INI PEMENANG LOMBA AL BANJARI SE DESA SUMBERSUKO

PORTAL SUMBERSUKO 
Admin : Adim 
------------------------


















Festival lomba Al banjari Desa Sumbersuko di menangkan oleh Group Al Banjari Dusun Sumberingin I
sejarah Al Banjari
Seni terbang Al-Banjari adalah sebuah kesenian khas islami yang berasal dari Kalimantan. Iramanya yang menghentak, rancak dan variatif membuat kesenian ini masih banyak digandrungi oleh pemuda-pemudi hingga sekarang. Seni jenis ini bisa disebut pula aset atau ekskul terbaik di pondok-pondok pesantren Salafiyah. Sampai detik ini seni hadrah yang berasal dari kota Banjar ini bisa dibilang paling konsisten dan paling banyak diminati oleh kalangan santri, bahkan saat ini di beberapa kampus mulai ikut menyemarakkan jenis musik ini.

Hadrah Al-Banjari masih merupakan jenis musik rebana yang mempunyai keterkaitan sejarah pada masa penyebaran agama Islam oleh Sunan Kalijaga, Jawa. Karena perkembangannya yang menarik, kesenian ini seringkali digelar dalam acara-acara seperti maulid nabi, isra’ mi’raj atau hajatan semacam sunatan dan pernikahan. Alat rebananya sendiri berasal dari daerah Timur Tengah dan dipakai untuk acara kesenian. Kemudian alat musik ini semakin meluas perkembangannya hingga ke Indonesia, mengalami penyesuaian dengan musik-musik tradisional baik seni lagu yang dibawakan maupun alat musik yang dimainkan. Demikian pula musik gambus, kasidah dan hadroh adalah termasuk jenis kesenian yang sering menggunakan rebana.

Keunikan musik rebana termasuk banjari adalah hanya terdapat satu alat musik yaitu rebana yang dimainkan dengan cara dipukul secara langsung oleh tangan pemain tanpa menggunakan alat pemukul. Musik ini dapat dimainkan oleh siapapun untuk mengiringi nyanyian dzikir atau sholawat yang bertemakan pesan-pesan agama dan juga pesan-pesan sosial budaya. Umumnya menggunakan bahasa Arab, tapi belakangan banyak yang mengadopsi bahasa lokal untuk kresenian ini.

Jadi, sebagai generasi penerus kita harusnya berbangga hati karena dapat menjaga apa yang telah di ajarkan oleh nabi sebelumnya. Akhirnya, mari kita bersama melestarikan kesenian islami ini. Toh nabi juga tidak pernah melarang ‘seni’. Kita jadikan rebana ini sebagai wahana untuk menggapai cinta-Nya serta meraih syafaatnya sehingga kelak menjadi ummat yang selamat.

Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah bin Abdur Rahman al-Banjari (atau lebih dikenal dengan nama Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari (lahir di Lok Gabang, 17 Maret 1710 – meninggal di Dalam Pagar, 3 Oktober 1812 pada umur 102 tahun atau 15 Shofar 1122 – 6 Syawwal 1227 H)[1] adalah ulama fiqih mazhab Syafi'i yang berasal dari kota Martapura di Tanah Banjar(Kesultanan Banjar), Kalimantan Selatan. Beliau hidup pada masa tahun 1122-1227 hijriyah. Beliau mendapat julukan anumerta Datu Kelampaian.
Beliau adalah pengarang Kitab Sabilal Muhtadin yang banyak menjadi rujukan bagi banyak pemeluk agama Islam di Asia Tenggara
Jalur nasabnya ialah Maulana Muhammad Arsyad Al Banjari bin Abdullah bin Abu Bakar bin Sultan Abdurrasyid Mindanao bin Abdullah bin Abu Bakar Al Hindi bin Ahmad Ash Shalaibiyyah bin Husein bin Abdullah bin Syaikh bin Abdullah Al Idrus Al Akbar (datuk seluruh keluarga Al Aidrus) bin Abu Bakar As Sakran bin Abdurrahman As Saqaf bin Muhammad Maula Dawilah bin Ali Maula Ad Dark bin Alwi Al Ghoyyur bin Muhammad Al Faqih Muqaddam bin Ali Faqih Nuruddin bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khaliqul Qassam bin Alwi bin Muhammad Maula Shama’ah bin Alawi Abi Sadah bin Ubaidillah bin Imam Ahmad Al Muhajir bin Imam Isa Ar Rumi bin Al Imam Muhammad An Naqib bin Al Imam Ali Uraidhy bin Al Imam Ja’far As Shadiq bin Al Imam Muhammad Al Baqir bin Al Imam Ali Zainal Abidin bin Al Imam Sayyidina Husein bin Al Imam Amirul Mu’minin Ali Karamallah wajhah wa Sayyidah Fatimah Az Zahra binti Rasulullah SAW.

Masa kecil

Sejak dilahirkan, Muhammad Arsyad melewatkan masa kecil di desa kelahirannya Lok Gabang, Martapura. Sebagaimana anak-anak pada umumnya, Muhammad Arsyad bergaul dan bermain dengan teman-temannya. Namun pada diri Muhammad Arsyad sudah terlihat kecerdasannya melebihi dari teman-temannya. Begitu pula akhlak budi pekertinya yang halus dan sangat menyukai keindahan. Diantara kepandaiannya adalah seni melukis dan seni tulis. Sehingga siapa saja yang melihat hasil lukisannya akan kagum dan terpukau. Pada saat Sultan Tahlilullah sedang bekunjung ke kampung Lok Gabang, sultan melihat hasil lukisan Muhammad Arsyad yang masih berumur 7 tahun. Terkesan akan kejadian itu, maka Sultan meminta pada orang tuanya agar anak tersebut sebaiknya tinggal di istana untuk belajar bersama dengan anak-anak dan cucu Sultan. Di istana, Muhammad Arsyad tumbuh menjadi anak yang berakhlak mulia, ramah, penurut, dan hormat kepada yang lebih tua. Seluruh penghuni istana menyayanginya dengan kasih sayang. Sultan sangat memperhatikan pendidikan Muhammad Arsyad, karena sultan mengharapkan Muhammad Arsyad kelak menjadi pemimpin yang alim.

Menikah dan Menuntut Ilmu di Mekkah

Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari mendapat pendidikan penuh di Istana sehingga usia mencapai 30 tahun. Kemudian ia dikawinkan dengan seorang perempuan bernama Tuan Bajut.[7]
Ketika istrinya mengandung anak yang pertama, terlintaslah di hati Muhammad Arsyad suatu keinginan yang kuat untuk menuntut ilmu di tanah suci Mekkah. Maka disampaikannyalah hasrat hatinya kepada sang istri tercinta.
Meskipun dengan berat hati mengingat usia pernikahan mereka yang masih muda, akhirnya isterinya mengamini niat suci sang suami dan mendukungnya dalam meraih cita-cita. Maka, setelah mendapat restu dari sultan berangkatlah Muhammad Arsyad ke Tanah Suci mewujudkan cita-citanya. Deraian air mata dan untaian doa mengiringi kepergiannya.
Di Tanah Suci, Muhammad Arsyad mengaji kepada masyaikh terkemuka pada masa itu. Di antara guru beliau adalah Syekh ‘Athaillah bin Ahmad al-Mishry, al-Faqih Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Kurdi dan al-‘Arif Billah Syekh Muhammad bin Abdul Karim al-Samman al-Hasani al-Madani.
Syekh yang disebutkan terakhir adalah guru Muhammad Arsyad di bidang tasawuf, dimana di bawah bimbingannyalah Muhammad Arsyad melakukan suluk dan khalwat, sehingga mendapat ijazah darinya dengan kedudukan sebagai khalifah.
Selain itu guru-guru Muhammad Arsyad yang lain seperti Syekh Ahmad bin Abdul Mun'im ad Damanhuri, Syekh Muhammad Murtadha bin Muhammad az Zabidi, Syekh Hasan bin Ahmad al Yamani, Syekh Salm bin Abdullah al Basri, Syekh Shiddiq bin Umar Khan, Syekh Abdullah bin Hijazi asy Syarqawy, Syekh Abdurrahman bin Abdul Aziz al Maghrabi, Syekh Abdurrahamn bin Sulaiman al Ahdal, Syekh Abdurrahman bin Abdul Mubin al Fathani, Syekh Abdul Gani bin Muhammad Hilal, Syekh Abis as Sandi, Syekh Abdul Wahab at Thantawy, Syekh Abdullah Mirghani, Syekh Muhammad bin Ahmad al Jauhari, dan Syekh Muhammad Zain bin Faqih Jalaludin Aceh.
Selama menuntut ilmu di sana, Syekh Muhammad Arsyad menjalin persahabatan dengan sesama penuntut ilmu seperti Syekh Abdussamad Falimbani, Syekh Abdurrahman Misri, dan Syekh Abdul Wahab Bugis.
Setelah lebih kurang 35 tahun menuntut ilmu di Maekkah dan Madinah, timbullah niat untuk menuntut ilmu ke Mesir. Ketika niat ini disampaikan dengan guru mereka, Syekh menyarankan agar keempat muridnya ini untuk pulang ke Jawi (Indonesia) untuk berdakwah di negerinya masing-masing.
kerinduan akan kampung halaman. Terbayang di pelupuk mata indahnya tepian mandi yang di arak barisan pepohonan aren yang menjulang. Terngiang kicauan burung pipit di pematang dan desiran angin membelai hijaunya rumput. Terkenang akan kesabaran dan ketegaran sang istri yang setia menanti tanpa tahu sampai kapan penentiannya akan berakhir. Pada Bulan Ramadhan 1186 H bertepatan 1772 M, sampailah Muhammad Arsyad di kampung halamannya, Martapura, pusat Kesultanan Banjar pada masa itu.
Akan tetapi, Sultan Tahlilullah, seorang yang telah banyak membantunya telah wafat dan digantikan kemudian oleh Sultan Tahmidullah II bin Sultan Tamjidullah I, yaitu cucu Sultan Tahlilullah. Sultan Tahmidullah yang pada ketika itu memerintah Kesultanan Banjar, sangat menaruh perhatian terhadap perkembangan serta kemajuan agama Islam di kerajaannya.
Sultan Tahmidullah II menyambut kedatangan beliau dengan upacara adat kebesaran. Segenap rakyatpun mengelu-elukannya sebagai seorang ulama "Matahari Agama" yang cahayanya diharapkan menyinari seluruh Kesultanan Banjar. Aktivitas beliau sepulangnya dari Tanah Suci dicurahkan untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang diperolehnya. Baik kepada keluarga, kerabat ataupun masyarakat pada umumnya. Bahkan, sultan pun termasuk salah seorang muridnya sehingga jadilah dia raja yang ‘alim lagi wara’[8]. Selama hidupnya ia memiliki 29 anak dari tujuh isterinya. 



Kamis, 29 September 2016

ALHAMDULILLAH … GUDANG BANK SAMPAH SUMBERSUKO AKAN SEGERA DI BANGUN



PORTAL SUMBERSUKO
Reporter ; Titik Indahyati
------------------------------------


 Gambar Ilustrasi Gudang Bank Sampah


Desa Sumbersuko akan segera memiliki Gudang Bank Sampah yang terletak di sebelah timur sekolah TK  Dusun Kemuning yang menempati lahan seluas 10 x 30 M2 , tanah tersebut adalah tanah bengkok atau tanah milik kas desa Sumbersuko.
Pada tanggal 28 September 2016 Bpk Edi selaku ketua BLH Kabupaten Pasuruan telah mengunjungi lokasi tersebut dengan beberapa jajaranya termasuk Bapak kepala Desa Sumbersuko, hal ini dilakukan untuk memastikan adanya lahan yang sudah direncanakan tahun sebelumnya. Memang tahun kemarin rencananya gudang Bank Sampah akan di bangun di lapangan Dusun Wonogriyo karena tidak memungkinkan maka di carilah alternative lahan lain. Sehingga kemungkinan lebih dan cocok untuk dibangun di tengah tengah desa Sumbersuko yaitu di Dusun Kemuning. Hal ini sudah di akomodir oleh beberapa pihak terkait.
Mengenai biaya dan sarana lainnya dalam pembangunan gudang ini akan difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui Badan lingkungan Hidup (BLH), termasuk bantuan mesin daur ulang sampah dan tossa sebagai kendaraan pengangkut sampahdan sarana lainnya.
“Ini nanti akan jadi ikon Desa Sumbersuko, seperti di kota tanggerang dimana omset bank sampah ditingkat desa  lebih dari 1 milyar pertahun” tutur Titik Indayati, kaur pemerintah

PERMOHONAN MAAF

PORTAL SUMBERSUKO
Admin : Slamet



SEHUBUNGAN DENGAN ARTIKEL PADA TANGGAL 22 SEPTEMBER 2016 
DENGAN JUDUL 

" HIMBAUAN!!!" 

DI HAPUS KARENA ITU TIDAK SESUAI DENGAN KETENTUAN DAN VISI MISI 
PORTAL SUMBERSUKO.

SELURUH JAJARAN DIREKSI DAN WARTAWAN PORTAL SUMBERSUKO 
MENGUCAPKAN PERMOHONAN MAAF YANG SEBESAR BESARNYA 
 KEPADA SELURUH PEMBACA DIMANAPUN BERADA
ATAS DI MUATNYA ARTIKEL TERSEBUT

DEMIKIAN PEMBERITAHUAN INI DISAMPAIKAN 
ATAS PERHATIANNYA DIUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH 

SALAM TAKZIM


Minggu, 25 September 2016

‘Tutup Saja Tambang Sirtu Perusak Lingkungan’


PORTAL SUMBERSUKO 
Kontributor :  Mas Fatony 
(Tokoh dan aktivis Peduli Lingkungan Kab. Pasuruan, warga Sumbersuko )
-------------------------------------------
Dasar hukum penutupan tambang galian C di lereng gunung Penanggungan sesuai SK Gubrnur Jawa Timur
SK Gubernur Jatim Nomor : 188 tertanggal 14 Januari 2015 (Bangsa online)
--------------------------


Keberadaan tambang galian sirtu yang merusak lingkungan, mendapat perhatian serius dari kalangan aktivis lingkungan hidup. Mereka menyayangkan keberadaan tambang galian sirtu  di Desa Sumber Suko, Kecamatan Gempol, yang menerabas hutan lindung untuk akses jalan dump truk pengangkut.
“Meski hanya untuk akses jalan, itu tetap merusak lingkungan hutan lindung. Itu melanggar undang-undang terkait keberadaan hutan lindung. Tambang itu harus distop,” kata Fatkhurrahman, Aktivis lingkungan dari Yayasan Satu Daun Pasuruan.
Menurut Fatkhurrakhman, terlepas lahan yang dijadikan lokasi tambang sudah menjadi milik pengusahanya, namun lokasi di sekitar tambang adalah hutan lindung. Sesuai fungsinya, hutan lindung tidak boleh disentuh oleh manusia, karena hutan lindung untuk menjaga keseimbangan ekosistem yang ada di dalamnya.
Baik itu keaneka ragaman hayati berupa jenis tanaman, satwa-satwa yang terdapat di dalamnya hingga untuk menjaga keseimbangan lingkungan hidup. Yakni menjadi daerah tangkapan air yang harus dijaga kelestariannya.
Apalagi keberadaan tambang sirtu di Desa Sumber Suko tersebut, meski agak jauh, posisinya berada di bawah Candi Belahan/Sumber Tetek. Padahal di Gunung Penanggungan yang sudah ditetapkan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, sebagai Kawasan Cagar Budaya,. Karena diyakini masih banyak situs peninggalan masa kerajaan yang belum ditemukan.
Dan kebetulan, di atas tambang itu juga terdapat beberapa sumber air yang dimanfaatkan warga sekitarnya untuk kebutuhan sehari-hari. Alasan agar aktifitas penambangan yang informasinya sudah mengantongi ijin Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan itu semakin kuat untuk dihentikan.
“Ketersedian air di sekitar lokasi tambang pasti akan menyusut. Buktinya sungai yang berdekatan dengan hutan lindung, debit airnya sudah jauh berkurang, karena sumbernya mengecil dan bahkan bisa mati,” imbuh Fatkhur.
Bukan hanya di Desa Sumber Suko saja yang adanya aktifitas penambangan. Di sekitar Desa Kenep, Kecamatan Beji, tidak jauh dari ruas jalan yang menghubungkan Bangil-Pandaan, juga terdapat aktifitas penambangan sirtu.
“Rupanya lokasi tambang sirtu Itu baru beroperasi sekitar 5 hari. Banyak dump truk pengangkut sirtu yang keluar masuk lokasi itu. Itupun juga harus dihentikan, karena kondisi keseimbangan alam sudah goyah,” ujar Fatkhurrahman.
Sementara itu, M Irsyad Yusuf saat ditanya keberadaan penambangan sirtu di sekitar Kawasan Gunung Penanggungan maupun di Kawasan Pasuruan Barat, menyampaikan tidak akan mengeluarkan lagi ijin untuk eksplorasi.
“Iya benar, saya sudah tidak akan lagi mengeluarkan ijin untuk penambangan di daerah itu,” tegas M Irsyad Yusuf.
Dari salah seorang staf di Dinas Perijinan dan Penanaman Modal Kabupaten Pasuruan , yang enggan disebut namanya diperoleh informasi, memang perijinan tambang untuk Kawasan Gunung Penanggungan dan sebagian di Pasuruan bagian Barat, tidak akan dikeluarkan lagi.
“Yang bisa beroperassi hanya yang masih mengantongi ijin. Itupun dengan syarat harus menjaga keseimbangan lingkungan,” ujarnya. | TIMU

Gunung Penanggungan telah ditetapkan menjadi kawasan cagar budaya. Itu tertuang dalam SK Gubernur Jatim No 188 tertanggal 14 Januari 2015, setelah sebelumnya, para pecinta alam yang tergabung dalam Save Pawitra memprotes rencana pemkab yang akan membangun jalan wisata Gunung Penanggungan.
Dalam SK Gubernur ini terdapat delapan poin larangan terkait kawasan cagar budaya Gunung Penanggungan. Diantaranya, dilarang merusak, mencuri serta mendokumentasikan cagar budaya, baik secara keseluruhan maupun bagian-bagiannya untuk kepentingan komersial tanpa seijin pemilik atau yang menguasainya.
Melalui Dinas Pariwisata Jawa Timur, SK Gubernur ini dikirim ke Dinas Pariwisata Kabupaten Mojokerto, Dinas Pariwisata Kabupaten Pasuruan dan Rektor Universitas Surabaya. Kabag Hukum Pemkab Mojokerto Nugroho Budi Sulistiyo mengatakan, akan segera menindaklanjuti SK Gubernur tersebut dengan membuat Perda Cagar Budaya Gunung Penanggungan.
“Khusus soal rencana pembangunan jalan akan segera dikoordinasikan dengan pemangku kepentingan,” cetusnya. Seperti
Diberitakan sebelumnya jalan baru menuju puncak Gunung Penanggungan tahun ini akan dibangun dengan konstruksi cor beton oleh pemkab setempat menuai kontroversi.
Ribuan pecinta alam dari berbagai daerah di Jawa Timur menggelar aksi galang tanda tangan di pos pendakian Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sumber Lestari, Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Mojokerto guna menentang rencana pemkab tersebut. Begitu juga para budayawan dan sejarahwan serta Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan menentang proyek tersebut.
Bahkan Kepala BPCB Trowulan Aris Soviyani mengancam akan melaporkan kasus ini ke Gubernur Jawa Timur jika bupati tetap ngotot melenjutkan proyek ini. Alasannya, ada ratusan situs yang belum tergali di area Gunung Penanggungan.
Jalan selebar 7 meter ini sendiri rencananya bakal dibangun mulai dari pos pendakian di Desa Tamiajeng sampai ke kaki Gunung Penanggungan. Dari kaki gunung, pemkab akan membangun tangga cor beton selebar 6-7 meter hingga ke puncak gunung. Tak tanggung-tanggung, dana yang dialokasikan dari APBD 2015 mencapai Rp 8 miliar dan pengerjaannya akan mulai April mendatang.

Sumber : http://www.wartabromo.com/2015/03/04/tutup-saja-tambang-sirtu-perusak-lingkungan/

Sumber : http://www.bangsaonline.com/berita/8413/penanggungan-ditetapkan-kawasan-cagar-budaya-oleh-gubernur

Jumat, 23 September 2016

SELAMAT HARI JADI KABUPATEN PASURUAN KE 1087

PORTAL SUMBERSUKO
Admin : Wiwik Syafaati. S.Pd
----------------------------

MENUJU PASURUAN GEMUYUH

Moment upacara hari jadi Pasuruan skaligus pengumuman hasil berbagai lomba 17 agustus Alhamdulillah karnaval sumbersuko juara 2 tingkat kecamatan...meski harapan tak sesuai kenyataan,tapi semangat, kreativitas, pengorbanan, kekompakan, dan ketulusan warga bagi kita tetap juara 1....maju terus desaKu...sukses dan semangat terus sahabatku....