News Update!

Selasa, 28 Mei 2019

TARAWIH MAIYAH


Portal Sumbersuko :
Reportase Oleh: M. Masyhudi L.



Kegiatan rutin bulanan yang digelar teman-teman Jamaah Maiyah Sulthon Penanggungan (SP) Pasuruan yang bermarkas di Desa Sumbersuko kali ini mengambil tema TARAWIH MAIYAH.
Apa sih SP itu? Ini salah satu pertanyaan yang sering muncul lalu dijawab oleh yang tidak pernah hadir:
Ah, itu cuma kegiatan kumpulan.

Yang namanya kumpulan, ya sekedar ngobrol-ngobrol ngalor ngidul, tidak ada manfaatnya. Jauh sekali dengan pengajian, hehehe... Nanti deh, kita jelaskan soal SP diakhir tulisan ini.

Sabtu malam tanggal 25 Mei 2019, berlokasi di WAF Fotocopy lantai dua, acara berlangsung tidak seperti biasanya. Mengapa? Karena bersamaan dengan bulan Ramadhan yang tentu saja jika malam hari saling bersahutan suara tadarrus Al-Qur’an dari beberapa musholla dan masjid. Acara kita tunda satu jam sambil menunggu tadarrus selesai supaya suasana tetap khusyuk dan kita tetap bisa mendengarkan suara orang mengaji dari tempat lain.

Acara diiawali dengan membaca Al-Qur’an yang dilakukan oleh Cak Ari dari Kutorejo Pandaan dan Cak Taufiq sebagai tuan rumah. Lalu disambung dengan pembacaan sholawat diiringi para penabuh terbang secara spontan teman-teman dari Desa Kedungcangkring Kec. Jabon Sidoarjo. Suasana makin syahdu ketika sampai pada sholawat _Indal Qiyam_. Semua berdiri mencoba menghadirkan kanjeng nabi dalam atmosfer kerinduan masing-masing.


Setelah suasana khusyuk terbangun, acara dibuka oleh Cak Luthfi yang kali ini berperan sebagai moderator. Narasi awal yaitu berdasarkan prolog yang telah beredar sebelumnya yakni melihat kondisi Indonesia secara jernih tanpa terkontaminasi oleh istilah 01 / 02 atau bahkan yang lebih kejam dengan sebutan Cebong atau Kampret. Kenapa demikian? Karena di dalam maiyah diajarkan untuk selalu sebagai _Ummatan Wasathan_, masyarakat berkeseimbangan atau berposisi sebagai masyarakat di pertengahan, tidak memihak kanan atau kiri sehingga bisa menerima siapa saja dan diterima siapa saja.

Sebagai pemateri pertama, Cak Ari menyuguhkan kepada teman-teman untuk selalu mengenal dirinya supaya mempunyai keahlian tertentu dengan harapan bisa berdaulat atas keahlian yang dimilikinya. Cak Ari mengutip hadits:

ُمَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّه
Man 'arafa nafsahu faqad 'arafa Rabbahu, Barangsiapa mengenal dirinya, maka akan mengenal Tuhannya.

Berangkat dari hadits inilah Cak Ari mengelaborasi makna tarawih maiyah. Tarawih berasal dari kata tarwihah yang bermakna waktu sesaat untuk istirahat. Kenapa istirahat? Dalam maiyah sebenarnya tidak ada istilah istirahat sebab di dalam istirahat itu sendiri tetap beraktivitas untuk senantiasa menegakkan rakaat-rakaat panjang. Kata rakaat dapat kita temukan dalam shalat mulai dari takbir, ruku’, dan sujud. Dan itu semua merupakan bagian dari siklus kehidupan. Kenapa disebut rakaat panjang? Sebab kita tidak akan pernah tahu di mana titik akhir dari perjalanan hidup kita.

Memasuki session kedua, Cak Umar dari Panggungrejo Kota Pasuruan mencoba melihat tema diskusi dari sudut pandang kekinian. Sisi Politik, Demografi, dan Ekonomi dikupas secara jernih. Dengan materi powerpointnya, beliau membuka dengan 3 point materi:

1. Imperialis Modern
2. Kedaulatan Negara
3. Hubungannya Dengan Maiyah

Imperialis yang sekarang justru lebih halus aplikasinya melalui infiltrasi budaya, menyusup tanpa sadar ke relung hati pemuda Indonesia. Itu semata-mata dilakukan untuk penguasaan sumber-sumber ekonomi yang ada di NKRI ini. Satu-satu persatu sumber ekonomi lepas ke tangan asing tanpa kendali. Mulai dari perusahaan tambang, perkebunan, baja, sampai dunia perbankan. Kita seolah menjadi tamu di negeri sendiri.

Posisi demografi Indonesia yang berada di persilangan dunia, yaitu antara Laut China Selatan dan Samudera Indonesia serta antara Benua Asia dan Benua Australia menjadikan Indonesia incaran para imperialis untuk menguasainya.

Maka dibutuhkan kedaulatan untuk mempertahankannya. Analisis SWOT untuk mengenali potensi, peluang, kekuatan, dan ancaman mutlak diperlukan untuk identifikasi diri supaya kita berdaulat. Urusan berdaulat sudah diperkenalkan di dunia maiyah karena setiap orang bertanggungjawab atas dirinya sendiri.

Malam semakin larut, pembahasan makin menghangat. Cak Luthfi membuka sesi tanya jawab. Segera Cak Rachmat mengacungkan tangan untuk membuka pertanyaan soal sikap orang maiyah melihat kondisi negara pasca pemilu ini. Cak Ari dengan tangkas menjabarkan bahwa orang maiyah tetaplah bermaiyah sebagaimana biasanya. Yang terbiasa wirid silahkan istiqomah wirid. Yang passion-nya di lapangan, teruskan perjuangannya. Semua saling bersinergi membentuk daya yang saling menguatkan.

Beberapa pertanyaan lain termasuk juga tanggapan saling susul menyusul melengkapi setiap hal yang dibicarakan sehingga makin menambah keluasan dan kedalaman ilmu yang disajikan.

Di awal pergantian hari melewati tengah malam, Cak Luthfi meminta _volunteer_ (sukarelawan) untuk memimpin sholawat. Diinisiatifi Cak Sule, sholawat kali ini berjudul EMAN-EMAN dibawakan dengan riang gembira dimana isinya mengandung ajakan untuk berbuat kebaikan yang diiringi teman-teman penerbang dari Kedungcangkring.

Memasuki penghujung acara, Cak Luthfi meminta Cak Taufiq untuk memimpin doa yang diawali dengan doa _Khotmil Qur’an_ karena setiap 2 pekan sekali, teman-teman pegiat SP mengkhatamkan Al-Qur’an secara berjamaah. Lalu dilanjutkan membaca Wirid Padhang Mbulan dan Wirid Hasbunallah kemudian ditutup dengan doa yang diamini secara khusyuk oleh seluruh jamaah maiyah Sulthon Penanggungan.

Sebagian teman-teman menanti waktu sahur tiba sambil melanjutkan obrolan dengan membentuk lingkaran-lingkaran sebagaimana tawaran panitia di awal acara.

Menu Nasi Campur kombinasi telur rebus dan udang goreng ditemani teh hangat menjadi menu istimewa di pagi hari menjelang Shubuh itu.

SP yang selalu bergerak dalam kesunyian dan bekerja di kesenyapan berusaha terus menerus menebar kebaikan di luar acara rutin bulanannya.

Setelah sehari sebelumnya membersamai salah satu perusahaan di Sumbersuko untuk buka bersama dan berbagi santunan dengan menghadirkan 50 anak yatim dari empat desa: Sumbersuko, Wonosunyo, Sumbergedang, dan Kepulungan. Tiga desa pertama merupakan hasil gerilya teman-teman SP dengan menghadirkan 33 anak yatim, sisanya berasal dari Desa Kepulungan.

Selasa besok (28 Mei 2019), teman-teman SP juga akan menyelenggarakan agenda tahunan yakni membagikan 25 parcel kepada kaum dhuafa dan anak yatim di Desa Sumbersuko. Data kita dapatkan dari partisipasi masyarakat maupun perangkat dusun. Kita verifikasi untuk memastikan jumlah yang diberi parcel. Mereka tidak kita undang, melainkan teman-teman SP justru hadir ke rumah-rumah mereka sehingga mereka tidak perlu keluar rumah untuk menerima parcel.

Saat ini, SP juga sedang dimintai tolong perangkat Dusun Gondang Desa Kepulungan untuk menginisiasi acara halal bihalal dengan menghadirkan Mas Noe Letto dari Jogja dan Bupati Pasuruan pasca lebaran nanti. Setelah kita koordinasi baik dengan pihak Mas Noe maupun Bupati Pasuruan, telah didapatkan tanggal pelaksanaan acara yaitu Hari Kamis, 13 Juni 2019 di depan Masjid Baiturrohmah Gondang. Bahkan untuk urusan panggung, lighting, sound system serta backdrop, panitia menyerahkan sepenuhnya kepada teman-teman SP untuk mengerjakannya.

Acara dihelat sejak pagi dengan adanya festival makanan gratis di sepanjang jalan Dusun Gondang dan puncak acara di malam hari menghadirkan Mas Noe Letto putra sulung Emha Ainun Nadjib yang punya nama asli Mas Sabrang Mowo Damar Panuluh berkolaborasi dengan Gus Irsyad Yusuf, Bupati Pasuruan diiringi Musik Sholawat Padhang Howo untuk menyemarakkan acara halal bihalal sekaligus peresmian renovasi masjid. Monggo bagi masyarakat yang luang waktunya, untuk hadir di acara tersebut.

*) Salah satu pegiat JM SP.

MUSYAWARAH ANTAR DESA (MAD) TPID 2019


Portal Sumbersuko : 
Admin

          Dari Kanan : Ibu Titin Kasi PMD Kec. Gempol, M Aminullah (Nara Sumber) Bpk Camat Ridwan, Bpk. M Munir (Dinas PMD Kab. Pasuruan)


Program Pemerintah dibawah naungan kementrian Desa program Inovasi Desa tahun 2019 adalah program terakhir dimana pada tahun 2018 diadakan pertama kali. Musyawarah Antar Desa (MAD) dilaksanakan (22/05/2019).

Untuk tahun ini kita akan mengangkat tema destinasi wisata dan UKM, untuk UKM ada kreasi rajut di desa Karangrejo, ada Sumber Klompang di Sumbersuko, untuk TPID yang baru di pilih harus  mencari Inovasi Inovasi didesa se kecamatan Gempol untuk tampilkan di ajang bursa Inovasi Desa tahun 2019, tutur Camat Ridwan dalam sambutanya.

Senada disampaikan juga oleh Bpk. Munir perwakilan dari dinas Pemberdayaan Masyarakat Kab. Pasuruan, bahwa Porgram Inovasi Desa untuk tahun 2019 akan dilakukan di kecamatan masing-masing jadi Bursa Inovasi ada di kecamatan,  anggara kegiatan turun skitar 10% setiap kecamatan, untuk kecamatan Gempool mendapatkan dana sebesar Rp. 50.665.000 yang akan dibagi dalam delapan komponen pengeluaran,

Semua kepala desa akan terlibat aktif dalam pengambilan replikasi pada saat acara, semua inovasi di masing masing desa akan di tampilkan. 



                      Narasumber : M. Aminullah (Narsum) dan Mas Eko Subakti, MM (Moderator)

Lokasi : Waroeng Bamboe '79

     Dalam suasana santai  pembelajaran dan Inovasi Tim TPID Kec. Gempol (Waroeng Bamboe'79)



Jumat, 24 Mei 2019

TARLING EDISI TERAKHIR PEMDES SUMBERSUKO


Portal Sumbersuko : Moh. Masyhudi Luthfi*



Gelaran tarawih keliling yang dihelat Pemerintah Desa Sumbersuko tadi malam berakhir di Masjid Sabilillah Dusun Kaliputih.

Masjid berkapasitas bagian utama sebanyak 125 jamaah ini dipilih sebagai kegiatan terakhir sekaligus dibarengi dengan pengajian memperingati Nuzulul Qur'an yang menghadirkan Dr. KH. Zainur Roziqin dari Malang yang akrab dipanggil Pak Zein ini.

Jama'ah berduyun-duyun memenuhi segala sisi masjid. Parkiran motor mengular di sisi selatan dan barat masjid. Para remas (remaja masjid) sangat cekatan membantu menata setiap motor. Kita tinggal ambil kunci motor, mereka yang merapikan motor berjejer rapi menghadap ke barat persis jamaah mau sholat, hehehe...

Setelah memberi waktu sejenak untuk sholat sunnah rawatib, segera pelaksanaan sholat tarawih dimulai yang dipimpin langsung oleh Pak Zein.

Pasca sholat tarawih pertama, beliau memberi jeda sejenak untuk memberitahu jamaah minimal membaca Al-Fatihah serta bacaan baik rujuk atau sujud yang biasanya tiga kali, cukup sekali saja supaya jamaah tidak terburu-buru karena kunci sholat itu di tuma'ninah. Lalu tarawih kedua dan seterusnya pun dimulai lagi.

Pasca sholat tarawih, jamaah yang sebelumnya berposisi duduk bershaf-shaf, segara berganti haluan menjadi lingkaran memenuhi dinding masjid. Sebagian besar menumpuk di selasar masjid. Lingkaran ini mengingatkan saya cara belajar yang efektif. Mengapa? Karena dengan duduk melingkar, tidak ada posisi siapa di depan dan siapa yang di belakang, karena semua bisa berposisi sama.

Pengajian dibuka oleh Ketua Takmir, Ustadz Damuji yang merangkap menjadi MC. Setelah diawali dengan bacaan Al-Fatihah, acara dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh Ustadz Syamsul Arifin. Beliau yang tunanetra ini dianugerahi suara merdu melengking mirip salah satu imam Masjidil Haram, Syech Abdurahman As-Sudais.

Untuk sambutan di tarling penutup ini hanya dilakukan oleh dua orang. Yang pertama mewakili takmir, yang kedua mewakili pemerintah. Dari takmir diwakili oleh Ustadz Dr. Khumaidi, M.Si. Beliau sangat berterima kasih atas kehadiran seluruh jamaah dari berbagai lapisan, mulai unsur pemerintah, masyarakat, maupun bapak-bapak keamanan yang hadir lengkap yaitu Babinsa Sumbersuko, Bapak Tamam serta Kamtibmas dari Polsek Gempol, Bapak H. Suyantoko. Tak lupa beliau minta maaf jikalau ada sajian yang kurang berkenan di hati para jamaah.

Perwakilan dari pemerintah Desa, disampaikan sendiri oleh Kepala Desa Sumbersuko, Bapak Supa'at Adnan. Seperti di tarling² sebelumnya, beliau berpesan untuk senantiasa menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat karena setiap hari tindak kejahatan semakin meningkat. Kedua, beliau memberitahukan masa jabatannya yang akan habis di tahun ini. Selama bertugas, beliau minta maaf jika ada kekurangan. Terakhir, beliau berharap supaya masyarakat senantiasa guyub dan rukun.

Tiba di acara puncak yaitu ceramah agama yang disampaikan oleh Pak Zein yang terkenal dengan ketawa khasnya. Saat ini beliau rutin ngisi acara kajian Islam di JTV maupun TV9.

Meskipun disediakan tempat duduk lengkap dengan meja kecil serta aneka minuman yang tergelar di mejanya, beliau memilih ceramah sambil berdiri. Dari sudut psikologi komunikasi, hal ini sangat efektif karena siapa saja pasti lebih senang melihat pembicara sering bergerak daripada duduk diam di kursi.


Pak Zein mengawali ceramahnya dengan membawakan hadits mengenai 4 golongan yang dirindukan surga:

الْجَنَّةُ مُشْتَاقَةٌ اِلَى أَرْبَعَةِ نَفَرٍ : تَا لِى الْقُرْانِ, وَحَافِظِ اللِّسَانِ, وَمُطْعِمِ الْجِيْعَانِ, وَصَا ئِمٍ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ .رواه أبوداود والترمذي عن ابن عباس

“Surga sangat rindu terhadap empat golongan, yaitu orang yang membaca Al-Quran, orang yang memelihara lisan, orang yang memberi makan terhadap orang-orang yang lapar serta orang-orang yang berpuasa di bulan Ramadhan.”

1. Orang yang membaca Al-Qur'an.
Beliau berpesan bahwa meskipun kita tidak paham artinya, tetap membaca saja karena Al-Qur'an dibaca kapanpun baik pagi, siang, petang, malam, tetap enak didengarkan.
Begitu juga dengan adzan, beliau berpesan supaya generasi muda belajar adzan supaya tidak hanya generasi tua yang adzan. Pengalaman beliau sewaktu menempuh S2 di Jepang tahun 1985-1986, justru imam sholat masih sangat muda dan rata-rata sudah hafidz (hafal Al-Qur'an).

2. Orang yang memelihara lisan.
Beliau mengawali dengan mengutip mahfuzat (kata mutiara):
ﺳﻼﻣﺔ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻓﻲ ﺣﻔﻆ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ
"Salamatul insan fi hifdzil lisan" yang berarti keselamatan seorang manusia terletak dalam menjaga lisannya.
Tak cukup kata mutiara bahasa Arab, beliau juga menukil pepatah Jawa:
"Ajining diri soko lathi, ajining rogo soko busono". Setiap orang itu dihargai dan dihormati karena lidahnya, setiap orang dihargai dan dihormati dari penampilan atau atributnya.

3. Orang yang dermawan (low-man)
Beliau menjelaskan bahwa harta yang kita bawa ketika meninggal dunia hanyalah selembar kain kafan. Jika untuk laki-laki sepanjang 7 meter, dan untuk perempuan sepanjang 9 meter. Beliau berkelakar kalau untuk yang gemuk bisa sampai 13 meter, hehehe...
Pada point ini beliau mengajak jamaah untuk mengumandangkan syi'ir Kereto Jowo yang sudah sangat familiar di lingkungan warga Nahdliyyin.

4. Orang yang berpuasa di Bulan Ramadhan.
Beliau menegaskan bahwa jika ada orang yang sudah baligh tanpa udzur syar'i tidak berpuasa di bulan Ramadhan, maka meskipun ia berpuasa selama setahun penuh di luar Ramadhan itu tidak ada artinya dibanding puasa sehari di Bulan Ramadhan.

Pak Zein juga menerangkan tentang 3 macam puasa, yaitu:
a. Puasa Awam. Hanya berpuasa tidak makan dan minum.
b. Puasa khusus. Selain tidak makan dan minum, raganya juga berpuasa tidak digunakan untuk maksiat.
c. Puasa istimewa. Selain melakukan apa yang dilakukan di dalam puasa awam dan khusus, juga hati dan pikirannya ikut berpuasa yaitu selalu tertuju kepada Allah SWT yang mungkin hanya sekelas wali yang bisa melakukannya.

Tak terasa, paparan pengajian yang beliau sampaikan sudah berlangsung sekitar satu jam. Namun terasa sebentar karena selalu diselingi dengan guyonan-guyonan segar terkait peristiwa sehari-hari maupun pengalaman beliau sewaktu di Jepang maupun di China.

Acara diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh Ketua Takmir Masjid Sabilillah, Ustadz Damuji dan dilanjutkan ramah tamah dengan hidangan yang telah disediakan oleh panitia di lantai dua masjid tersebut. Beberapa tamu bahkan dibekali oleh-oleh ketika akan meninggalkan masjid.

Acara pengajian yang dikemas cukup sederhana. Tanpa panggung maupun lighting serta sound system outdoor. Namun cukup menggunakan media ruang dalam masjid dengan sound system yang beberapa kali mengalami noise (gangguan). Namun isi yang disampaikan pak kyai cukup mengena. Semoga bisa menjadi bekal bagi jamaah yang mengikutinya tadi malam.

*) Warga Dusun Sumberingin Desa Sumbersuko.

Rabu, 22 Mei 2019

TARAWIH KELILING (TARLING) PEMDES SUMBERSUKO

Portal Sumbersuko :
Moh. Masyhudi Luthfi
-----------------------------


Kegiatan tarling merupakan rutinitas tahunan di bulan Ramadhan yang selalu dilakukan oleh pemerintah Desa Sumbersuko sebagai wadah komunikasi antara pihak pemerintah dan masyarakat di masing² dusun yang ada di wilayah Sumbersuko.

Selasa tanggal 21 Mei 2019 giliran Dusun Sumberingin disambangi jajaran pemerintah desa Sumbersuko yang dipimpin langsung oleh Kepala Desa bersama beberapa Kepala Teknik Kewilayahan atau Kasun, Ketua RW, Ketua RT beserta tokoh-tokoh masyarakat yang tersebar di berbagai dusun di Desa Sumbersuko. Tidak ketinggalan pula Babinsa Sumbersuko, Bapak Pelda Tamam yang rutin mengikuti dari tahun ke tahun.

Bertempat di Masjid At-Taufiq, kegiatan yang berlangsung setelah shalat tarawih ini penuh sesak dengan jamaah. Masjid dengan kapasitas di bagian dalam atau utama sebanyak 200-an jamaah ini meluber sampai ke bagian selasar masjid.


Acara diawali dengan pembukaan yang dipimpin oleh Bapak Suwandi, S.PdI selaku pembawa acara tetap kegiatan tarling kali ini.

Sambutan sekaligus ceramah agama disampaikan oleh Ketua Takmir Masjid At-Taufiq, H. Muhyiddin. Setelah mengucapkan terima kasih atas kehadiran rombongan dari Pemerintah Desa Sumbersuko, beliau menjelaskan tentang bulan Ramadhan yang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Sepuluh hari pertama sebagai bulan penuh rahmat (rahmah). Sehingga kita diharapkan untuk senantiasa berdoa dan beribadah agar memperoleh rahmat-Nya.

2. Sepuluh hari kedua sebagai bulan penuh ampunan (maghfirah). Di fase kedua ini kita dianjurkan untuk memperbanyak sholat malam, dzikir, serta bermuhasabah atau taubatan nasuha. Karena di sinilah kesempatan kita untuk mengurangi dosa-dosa yang telah kita perbuat.

3. Sepuluh hari terakhir adalah pembebasan dari siksa api neraka ('itqun minan naar) sehingga kita diharapkan memperbanyak berdoa agar kita senantiasa dihindarkan dari api neraka. Di etape ketiga ini disinyalir terdapat malam Lailatul Qadar yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan terutama di malam-malam ganjil.

Memasuki acara ketiga yang merupakan acara inti, yaitu sambutan dari Kepala Desa Sumbersuko, Bapak Supa'at Adnan.
Sebagai kepala pemerintahan beliau mengawali dengan himbauan untuk selalu menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) mengingat bulan ramadhan merupakan bulan yang rawan akan tindak kejahatan karena warganya sibuk beribadah.

Poin kedua, beliau menyampaikan tentang mekanisme pemilihan Kepala Teknik Kewilayahan atau yang dulu kita kenal dengan sebutan Kepala Dusun (Kasun). Hal ini penting beliau sampaikan supaya tidak ada kesalahpahaman di masyarakat karena ada perbedaan dalam proses pelaksanaannya.

Kalau dulu, dipilih langsung oleh warganya, sekarang berdasarkan aturan baru yaitu Permendagri Nomor 84 Tahun 2015 bahwa Kepala Teknik Kewilayahan dipilih setelah lolos uji kompetensi yang diselenggarakan oleh panitia pemilihan. Dan yang lebih penting lagi, usia dari calon yaitu antara 20 sampai 42 tahun. Kurang atau lebih dari usia tersebut meskipun hanya satu hari, tentu tidak akan lolos di seleksi administrasi.

Terakhir, beliau menyampaikan bahwa Bulan Desember 2019 masa jabatan beliau akan berakhir. Sebagai etika seorang pemimpin yang lumrah dilakukan oleh para pemimpin lainnya, atas nama jajaran pemerintah Desa Sumbersuko, beliau mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan selama menjabat sebagai kepala desa. Begitu juga sebaliknya, jika ada masyarakat yang mempunyai kesalahan, beliau dengan lapang dada memaafkan.

Acara dipungkasi dengan ramah tamah di kediaman Hj. Riati. Seluruh rombongan dan jamaah shalat tarawih dipersilahkan untuk menikmati hidangan yang telah disediakan.

Semoga acara tarling ini menjadi agenda rutin sebagai media komunikasi antara pihak pemerintah dengan masyarakat supaya tidak mudah terjadi miskomunikasi atau kesalahpahaman yang berujung pada perpecahan antar warga.

*)Moh. Masyhudi Luthfi
Jama'ah Masjid At-Taufiq

Minggu, 19 Mei 2019

PENETAPAN ANGGOTA BPD PERIODE 2019 - 2025

Portal Sumbersuko : Admin 


Penetapan calon anggota BPD desa Sumbersuko (18/5/2019)  di hadiri oleh seluruh toko masyarakat dan perangkat desa Sumbersuko beserta Muspika kec. Gempol, hal ini menandai telah dilaksanakannya prosesi perekrutan dan pemilihan di tingkat dusun yang selanjutnya dilakukan penetapan oleh ketua Panitia tingkat Desa Sumbersuko.

Sambutan Camat Gempol
Dalam pemilihan anggota BPD ada musyawarah mufakat untuk menentukan bakal calon dan ada pemilihan secara voting untuk menentukan calon, kedua sistem sama apabila ada calon lebih dari 2 orang. Partisipasi perempuan harus ada. Sumbersuko sudah ada perwakilan dan telah memenuhi kriteria tersebut. 

Untuk dana anggaran perekrutan pemilihan BPD sudah mencukupi dari sumber anggaran APBD Kab. Pasuruan. Jika pemilihan dan perekrutan anggota BPD waktu jaman dulu anggaran di tanggung masyarakat sekitar termasuk untuk kegiatan rapat di masing masing dusun dan sebagainya, kalau jaman sekarang enak semua warga dan bakal calon anggota BPD beserta panitia tidak dibebani dana kegiatan pemilihan BPD semua itu di tanggung pemerintah melalui APBD Kab. Pasuruan.

Semua anggota BPD yang hadir saat ini akan ditetapkan oleh panitia. Setelah itu dilantik oleh Bupati, panitia melaporkan ke pak lurah. Pak lurah melaporkan ke pak camat. Pak camat melaporkan ke Bapak Bupati. Untuk saat ini anggota belum bisa melakukan tugas karena menunggu pelantikan di Kabupten dari Bpk Bupati.

Untuk melancarkan tugas pokok pemerintahan 7 orang anggota BPD tidak boleh saling menjatuhkan harus bekerja sama saling sinergi untuk membangun desa Sumbersuko
Semua anggota BPD harap mentaati aturan aturan dan selalu komunikatif dengan warga dusun masing masing, untuk menunjang semua itu pemerintah Desa akan membelikan seragam baru buat anggota BPD.
Salah satu tugas BPD adalah semua rancangan hukum yang ada di desa Sumbersuko dirancang oleh Kades dan BPD, untuk itu anggota BPD baru harus betul betul faham atas tugas dan fungsi BPD.
Salah satu persoalan yang belum pernah tuntas adalah pembayaran pajak kenapa pajak belum lunas? Ini saya mohon anggota BPD berperan aktif dalam mensosialisasikan pembayaran pajak PBB oleh warga dan anggota BPD harus mengetahui aturan perpajakan dan pembayaran pajak bagi masyarakat. yaitu pelunasan tanggal 31 Juli setiap tahunnya kewajiban dan hak harus sama sama dijalankan pembayaran pajak di kecamatan menjadi tolok ukur setiap aktifitas di tingkat desa. Apapun yang pajak harus lunas dan rutin.
Bulan Juli tahun ini anggota BPD yang baru sudah mulai aktif. tugas baru adalah membentuk panitia pemilihan kades, Pilkades akan di laksanakan sekitar bulan Oktober 2019, Tutur camat ridwan dalam sambutannya.

Berikut daftar anggota BPD periode 2019 – 2025 Desa Sumbersuko
Ketua                  : M. Suwandi, S.PdI
Wakil Ketua        : Ismail
Sekretaris            : Jeannyca Monica P.P
Anggota              :
1.Tsamrotul Fuadi Romadhon, S.Pd
2. Kertosari
3. Slamet Mulyono
4. H. Usman