News Update!

Jumat, 24 Mei 2019

TARLING EDISI TERAKHIR PEMDES SUMBERSUKO


Portal Sumbersuko : Moh. Masyhudi Luthfi*



Gelaran tarawih keliling yang dihelat Pemerintah Desa Sumbersuko tadi malam berakhir di Masjid Sabilillah Dusun Kaliputih.

Masjid berkapasitas bagian utama sebanyak 125 jamaah ini dipilih sebagai kegiatan terakhir sekaligus dibarengi dengan pengajian memperingati Nuzulul Qur'an yang menghadirkan Dr. KH. Zainur Roziqin dari Malang yang akrab dipanggil Pak Zein ini.

Jama'ah berduyun-duyun memenuhi segala sisi masjid. Parkiran motor mengular di sisi selatan dan barat masjid. Para remas (remaja masjid) sangat cekatan membantu menata setiap motor. Kita tinggal ambil kunci motor, mereka yang merapikan motor berjejer rapi menghadap ke barat persis jamaah mau sholat, hehehe...

Setelah memberi waktu sejenak untuk sholat sunnah rawatib, segera pelaksanaan sholat tarawih dimulai yang dipimpin langsung oleh Pak Zein.

Pasca sholat tarawih pertama, beliau memberi jeda sejenak untuk memberitahu jamaah minimal membaca Al-Fatihah serta bacaan baik rujuk atau sujud yang biasanya tiga kali, cukup sekali saja supaya jamaah tidak terburu-buru karena kunci sholat itu di tuma'ninah. Lalu tarawih kedua dan seterusnya pun dimulai lagi.

Pasca sholat tarawih, jamaah yang sebelumnya berposisi duduk bershaf-shaf, segara berganti haluan menjadi lingkaran memenuhi dinding masjid. Sebagian besar menumpuk di selasar masjid. Lingkaran ini mengingatkan saya cara belajar yang efektif. Mengapa? Karena dengan duduk melingkar, tidak ada posisi siapa di depan dan siapa yang di belakang, karena semua bisa berposisi sama.

Pengajian dibuka oleh Ketua Takmir, Ustadz Damuji yang merangkap menjadi MC. Setelah diawali dengan bacaan Al-Fatihah, acara dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh Ustadz Syamsul Arifin. Beliau yang tunanetra ini dianugerahi suara merdu melengking mirip salah satu imam Masjidil Haram, Syech Abdurahman As-Sudais.

Untuk sambutan di tarling penutup ini hanya dilakukan oleh dua orang. Yang pertama mewakili takmir, yang kedua mewakili pemerintah. Dari takmir diwakili oleh Ustadz Dr. Khumaidi, M.Si. Beliau sangat berterima kasih atas kehadiran seluruh jamaah dari berbagai lapisan, mulai unsur pemerintah, masyarakat, maupun bapak-bapak keamanan yang hadir lengkap yaitu Babinsa Sumbersuko, Bapak Tamam serta Kamtibmas dari Polsek Gempol, Bapak H. Suyantoko. Tak lupa beliau minta maaf jikalau ada sajian yang kurang berkenan di hati para jamaah.

Perwakilan dari pemerintah Desa, disampaikan sendiri oleh Kepala Desa Sumbersuko, Bapak Supa'at Adnan. Seperti di tarling² sebelumnya, beliau berpesan untuk senantiasa menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat karena setiap hari tindak kejahatan semakin meningkat. Kedua, beliau memberitahukan masa jabatannya yang akan habis di tahun ini. Selama bertugas, beliau minta maaf jika ada kekurangan. Terakhir, beliau berharap supaya masyarakat senantiasa guyub dan rukun.

Tiba di acara puncak yaitu ceramah agama yang disampaikan oleh Pak Zein yang terkenal dengan ketawa khasnya. Saat ini beliau rutin ngisi acara kajian Islam di JTV maupun TV9.

Meskipun disediakan tempat duduk lengkap dengan meja kecil serta aneka minuman yang tergelar di mejanya, beliau memilih ceramah sambil berdiri. Dari sudut psikologi komunikasi, hal ini sangat efektif karena siapa saja pasti lebih senang melihat pembicara sering bergerak daripada duduk diam di kursi.


Pak Zein mengawali ceramahnya dengan membawakan hadits mengenai 4 golongan yang dirindukan surga:

الْجَنَّةُ مُشْتَاقَةٌ اِلَى أَرْبَعَةِ نَفَرٍ : تَا لِى الْقُرْانِ, وَحَافِظِ اللِّسَانِ, وَمُطْعِمِ الْجِيْعَانِ, وَصَا ئِمٍ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ .رواه أبوداود والترمذي عن ابن عباس

“Surga sangat rindu terhadap empat golongan, yaitu orang yang membaca Al-Quran, orang yang memelihara lisan, orang yang memberi makan terhadap orang-orang yang lapar serta orang-orang yang berpuasa di bulan Ramadhan.”

1. Orang yang membaca Al-Qur'an.
Beliau berpesan bahwa meskipun kita tidak paham artinya, tetap membaca saja karena Al-Qur'an dibaca kapanpun baik pagi, siang, petang, malam, tetap enak didengarkan.
Begitu juga dengan adzan, beliau berpesan supaya generasi muda belajar adzan supaya tidak hanya generasi tua yang adzan. Pengalaman beliau sewaktu menempuh S2 di Jepang tahun 1985-1986, justru imam sholat masih sangat muda dan rata-rata sudah hafidz (hafal Al-Qur'an).

2. Orang yang memelihara lisan.
Beliau mengawali dengan mengutip mahfuzat (kata mutiara):
ﺳﻼﻣﺔ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻓﻲ ﺣﻔﻆ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ
"Salamatul insan fi hifdzil lisan" yang berarti keselamatan seorang manusia terletak dalam menjaga lisannya.
Tak cukup kata mutiara bahasa Arab, beliau juga menukil pepatah Jawa:
"Ajining diri soko lathi, ajining rogo soko busono". Setiap orang itu dihargai dan dihormati karena lidahnya, setiap orang dihargai dan dihormati dari penampilan atau atributnya.

3. Orang yang dermawan (low-man)
Beliau menjelaskan bahwa harta yang kita bawa ketika meninggal dunia hanyalah selembar kain kafan. Jika untuk laki-laki sepanjang 7 meter, dan untuk perempuan sepanjang 9 meter. Beliau berkelakar kalau untuk yang gemuk bisa sampai 13 meter, hehehe...
Pada point ini beliau mengajak jamaah untuk mengumandangkan syi'ir Kereto Jowo yang sudah sangat familiar di lingkungan warga Nahdliyyin.

4. Orang yang berpuasa di Bulan Ramadhan.
Beliau menegaskan bahwa jika ada orang yang sudah baligh tanpa udzur syar'i tidak berpuasa di bulan Ramadhan, maka meskipun ia berpuasa selama setahun penuh di luar Ramadhan itu tidak ada artinya dibanding puasa sehari di Bulan Ramadhan.

Pak Zein juga menerangkan tentang 3 macam puasa, yaitu:
a. Puasa Awam. Hanya berpuasa tidak makan dan minum.
b. Puasa khusus. Selain tidak makan dan minum, raganya juga berpuasa tidak digunakan untuk maksiat.
c. Puasa istimewa. Selain melakukan apa yang dilakukan di dalam puasa awam dan khusus, juga hati dan pikirannya ikut berpuasa yaitu selalu tertuju kepada Allah SWT yang mungkin hanya sekelas wali yang bisa melakukannya.

Tak terasa, paparan pengajian yang beliau sampaikan sudah berlangsung sekitar satu jam. Namun terasa sebentar karena selalu diselingi dengan guyonan-guyonan segar terkait peristiwa sehari-hari maupun pengalaman beliau sewaktu di Jepang maupun di China.

Acara diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh Ketua Takmir Masjid Sabilillah, Ustadz Damuji dan dilanjutkan ramah tamah dengan hidangan yang telah disediakan oleh panitia di lantai dua masjid tersebut. Beberapa tamu bahkan dibekali oleh-oleh ketika akan meninggalkan masjid.

Acara pengajian yang dikemas cukup sederhana. Tanpa panggung maupun lighting serta sound system outdoor. Namun cukup menggunakan media ruang dalam masjid dengan sound system yang beberapa kali mengalami noise (gangguan). Namun isi yang disampaikan pak kyai cukup mengena. Semoga bisa menjadi bekal bagi jamaah yang mengikutinya tadi malam.

*) Warga Dusun Sumberingin Desa Sumbersuko.

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan di komentari yang sopan dan santun, komentar langsung muncul disini, pilih anonymous atau lainnya, oke