Assalamualaikum
Wr.Wb
Dalam rangka Sumpah Pemuda
Denyut jantung ini rasanya cepat dan merasa deg degkan ketika membaca artikel di Warta Bromo yang dikirim seseorang, rupanya artikel itu hasil percakapan antara teman saya dan wartawan yang mengisahkan salah satu sisi peristiwa kehidupan yang saya alami, sebelum saya mengomentari lebih lanjut alangkah baik di simpulkan lebih dahulu, menurut saya pribadi artikel tersebut memang benar tapi tidak 100%, kebenarannya antara 90 – 99% .
Mari kita
luangkan waktu sebentar sebelum membaca lebih lanjut yang suka ngopi sediakan
kopinya, teh atau anda suka pisang goreng silahkan taruh dimeja anda, duduk
yang tenang baca pelan-pelan sambil makan camilan kesukaan anda, jika kebetulan
anda masih punya stok Opak gambir jangan lupa dibuka ya. Ok
Sebenarnya saya
tidak ingin terkenal atau dikenal sebagai seorang apalah.. kalau toh nanti ada
orang yang mencari saya, saya akan bersembunyi dibalik gentong?.. itu yang
berbicara Gus Dur menukil dari Waliyulloh Robiatul Adawiyah, memang antara mendidik membina atau
mempresentasikan hasil karya hampir mirip dengan sebuah kesombongan tapi
tergantung yang menilai jadi ibarat pisau bermata dua, bagi saya semua itu
tidak ada unsur kesombongan tapi sebagai tauladan untuk para pembaca, hobi dan
lain lain, yang benar hanya apa adanya, jujur, rendah hati, sopan satun,
terbuka, ulet, mau dinasehati, seperti saya yang bodoh ini ingin sekali
dinasehati
Artikel di
warta Bromo ini keluar tanggal 9 September pas selang 1 hari setelah saya
dinasehati guru-guru di SMP Al Hidayah agar saya tidak keluar dari lembaga
tersebut. Artikel ini unik lain dari pada yang lain seperti artikel saya
sendiri di Media online Desa Merdeka, Kampus Wong Alus, Kompas, dan media
netizen lainnya, ini namanya “pencari berita malah jadi berita”. Beberapa teman
sudah ada yang men share artikel ini di facebook dll.
Berikut artikel
di Warta bromo setiap tanggapan saya tulis di setiap paragraph dan di tandai antara
buka dan tutup kurung italic (huruf miring)
------------------------------------------------------------------------------------------
Jadi Pegawai TU SMP, Pria Ini Tak Mau Terima Gaji Selama 12 Tahun
Gempol (wartabromo) - Di saat banyak Pegawai, pendidik, staf yang
mulai ribut untuk mendapatkan tunjangan dan gaji yang tinggi, salah seorang
pegawai Tata Usaha (TU) lembaga pendidikan Swasta di Gempol, Pasuruan justru
tidak pernah minta gaji selama 12 tahun dari lembaga tempatnya bekerja.
(Sebuah
teladan yang baik untuk para pembaca, sehingga dimungkinkan agar pembaca bisa
memiliki jiwa dan semangat sebagai seorang pegawai TU, apa lagi zaman sekarang
rata-rata pegawai atau guru sudah meninggalkan ruh jihat di jalan pengabdian
yang diwajibkan oleh Allah SWT, mereka lebih mementingkan duniawia ketimbang
akhirat, sehingga menjadi orang yang ghofilin lupa pada kodrat sebagai ciptaan hambaNya
yang berkewajiban untuk mengabdi)
Akhmad Dimyati (32), pemuda asal Sumberingin
I Desa Sumbersuko, Gempol, Pasuruan tersebut bukanlah anak orang kaya atau
memiliki warisan harta yang melimpah. Ia hanya bekerja sebagai pegawai TU
Swasta di SMP Islam Al Hidayah Sumbersuko Gempol.
(Akhamd
Dimyati atau Adim, usianya sekarang sudah 33 tahun, dulu hampir sekali akan di
jodohkan dengan anak family yang kaya raya, hampir saja, andaikata itu terjadi
pasti cerita kehidupannya akan berkata lain minta ini itu tinggal tunjuk, tapi
jika mendapat anak orng kaya tentu saya
tidak akan mendapat pelajaran kehidupan yang mulya ini, tapi inilah kehidupan
segalanya wajib disyukuri, jadi memang benar saya bukan anak orang kaya, saya anaknya petani padi, dahulu kadang kadang kalau ada waktu luang bantu ibu kesawah)
Pertama kali masuk sekitar tahun 2003,
dirinya hanya digaji sebesar Rp. 50 ribu perbulan dari lembaga pendidikan
tersebut. Ia tidak melamar, melainkan diminta oleh salah seorang pengurus
bernama Misto untuk menjadi pegawai TU di SMP Islam Al Hidayah tersebut.
(Pak Misto
waktu itu kepala Sekolah, beliau almarhum selang 3 bulan setelah saya mengabdi
disana, beliau meninggal karena kecelakaan. sebelumnya pamit kepada saya untuk
mengikuti pramuka di wilayah kejayan, saya diminta beliau untuk mengabdi di SMPI
Al Hidayah atas perintah KH. Yasin Luthfi, BA)
“Semula dia menolak, namun karena sungkan dan
menghormati lembaganya, gaji awal tersebut diterima. Dan, ia mengaku sudah
cukup dengan gaji sebanyak itu, ” kata salah seorang temannya yang minta
namanya tidak disebutkan.
(apa yang
belatar belakangi sehingga saya tidak minta di gaji?, kalau di kaji dari sisi
agama semuanya membenarkan apa yang telah saya lakukan adalah amalan yang luar
biasa, “adakah tokoh dibalik semua ini sehingga saya begitu kuat menjalankan
prinsip ini, ya beliau itu adalah KH. Sholeh Bahcruddin pengasuh Pondok
Pesantren Ngalah, salah satu dari 3 Kyai
di Indonesia yang tetap berpegang teguh pada Pancasila dan turut serta menjaga
perdamaian dunia demi kerukunan antar umat begama, seingat saya pada pertengahan
bulan Juli tahun 1997 beliau bercerita pada semua santrinya di sore hari pada pengajian
kitab kuning tafsir Jalalain, kurang lebih ceritanya begini, “anak-anakku
semuanya, jika kamu ingin sukses dunia akhirat, maka jangan sekali kali
mengharapkan bayaran dari tempatmu mengabdi/ bekerja” lanjutnya “ abahku
sendiri bilang kepada para jamaah sholat jumat ketika pertama kali saya
merintis Pondok pesantren Ngalah ini, abahku bilang “apabila pada suatu saat
nanti anakku yang bernama Sholeh Bahruddin ini meminta bayaran dari pondoknya,
lembaga pendidikannya, maka aku tidak ridho dunia akhirat, ingat itu”tuturnya
menirukan abahnya)
Selang bergulirnya waktu, Akhmad Dimyati
akhirnya mendapatkan jabatan baru. Ia menjadi operator Daprodik dan Bendahara
Bos. Namun, ia tetap bersikukuh tidak mau gajinya dinaikkan bahkan nyaris tak
pernah mengambilnya.
( jadi
bendahara BOS sejak tahun 2005 pertama kali digulirkan program BOS sampai sekarang tak terasa sudah 10 tahun
pagang duit Negara, padahal ingin sekali
jabatan saya diganti, tapi apa boleh buat kepala sekolah dan Ibu Hilda tidak
mengizinkan, sirnalah jua, jadi operator dapodik tahun 2012 pertama kali
dilauncing di hotel Inna Prigen, jadi operator dapodik itu kerjaannya lebur
lebur terus sampai larut malam, ya sambil jaga warnet itung itung dapat komisi
tambahan hehehehe)
“Kepala Yayasan sempat berencana menaikkan
gajinya, namun dia tetap menolaknya dengan alasan tujuan kerja di
SMP semata-mata hanya mengabdi dijalan Allah, ” tuturnya.
(Pak Suparman
selaku ketua yayasan beserta 2 orang sekretarisnya masuk keruangan saya dia
nawarin kenaikan gaji, saya bilang gaji sekarang sudah lebih dari cukup dan tak
perlu dinaikkan lagi, waktu di masa KH yasin juga ditanyai seperti itu jawab
saya ya sama itu)
Namun lantaran sudah menjadi haknya, Pihak
sekolah tetap menaikkan gajinya, dimulai dari menaikkan sedikit bayarannya menjadi
Rp 100 ribu setiap bulan.
Kemudian, tahun 2006, di masa Periode Kepala
Sekolah Abdul Kholiq sampai sekarang tanpa sepengetahuan dia, gajinya dinaikkan
Rp. 50 ribu pertahun sehingga pada tahun 2015 gajinya sudah naik menjadi 650
ribu rupiah ditambah gaji sebagai operator dapodik 90 ribu dan uang hadir 2.000
perbulan.
“Meski begitu, ia tak pernah mengambilnya
selama 12 tahun bekerja, ” lanjutnya.
(mungkin
pernah mengambil gaji 1 atau 2 kali selama 12 tahun, tapi kalau meminta gaji
mungkin tidak pernah selama 12 tahun, kalau dikasih ya diterima kalau gak
dikasih ya tidak meminta, kalau hutang sih pernah mungkin 1 atau 2 kali)
Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, selain
bekerja di sekolah. Akhmad Dimyati bekerja serabutan termasuk membantu ibunya
berjualan kue kering di pasar tradisional Pandaan dan Gempol.
(Memang
benar saya pekerja serabutan membantu ibu jualan kue kering dikirim ke 30
pelanggan di wilayah itu, tapi ada sisi lain yang tidak diceritakan di artikel
ini yaitu aktivitas di masyarakat, di organisasi-organisasi, di usaha Omi ATK,
BringiNET, Kube dll. Dari sinilah kebutuhan hidup keluarga tercukupi, sehingga
tidak menggantungkan di dunia pendidikan, kadang kadang ada saja sesuatu yang
datang diluar jangkauan akal sehat, memang merintis usaha itu butuh keuletan,
dulu awal-awalnya jualan sandal jepit dan keset pulsa hp tahun 2003 jualan hp
2004 lalu ganti rental computer 2006 baju anak-anak, tas asessoris, warnet
2009 Wifi 2012 ATK
2013 foto copy 2013)
“Dia sering bilang, namanya manusia bukan
berarti tidak butuh uang, saya juga butuh tapi saya tau lahan… mana lahan amal
dan mana lahan mengais rezeki, sering saya dapat rezeki yang tidak pernah saya
duga sebelumnya, lalu saya syukuri,” cerita teman dekatnya ini menirukan
ucapannya. (*/yog)
(ya saya pernah bilang seperti itu kepada
rekan rekan guru, cuman tidak dikonsumsi untuk publik, apakah hanya dengan
merasa syukur kemudian saya dapat rezeki? Ya pasti dapat, ini menyangkut
tentang pemahaman arti kehidupan, sebenarnya mudah kalau kita semua sudah
mengetahui kuncinya. Berikut kuncinya?)
1.
Berbahagialah dan syukurilah meskipun hidupmu
susah
2.
Jika seseorang telah menyusahkan hidupmu
anggaplah itu rezekimu
3.
Jika kamu diberi rezeki, balaslah 15 kali
lipat
4.
Berdamai dan beramalah dengan semua umat
manusia
5.
Berfikir dan berprasangkalah yang baik baik
6.
Sabar, Loman, Neriman, Ngalah,
7.
Allah itu welas asih rohman rokhim
Wassalamu`alaikum
Wr.Wb
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan di komentari yang sopan dan santun, komentar langsung muncul disini, pilih anonymous atau lainnya, oke