News Update!

Kamis, 29 Oktober 2015

TANGGAPAN ARTIKEL DI WARTA BROMO






Assalamualaikum Wr.Wb

Dalam rangka Sumpah Pemuda 
Denyut jantung ini rasanya  cepat dan merasa deg degkan ketika membaca artikel di Warta Bromo yang dikirim seseorang, rupanya artikel itu hasil percakapan antara teman saya dan wartawan yang mengisahkan salah satu sisi peristiwa kehidupan yang saya alami, sebelum saya mengomentari lebih lanjut alangkah baik di simpulkan lebih dahulu, menurut saya pribadi artikel tersebut memang benar tapi tidak 100%, kebenarannya antara 90 – 99% .

Mari kita luangkan waktu sebentar sebelum membaca lebih lanjut yang suka ngopi sediakan kopinya, teh atau anda suka pisang goreng silahkan taruh dimeja anda, duduk yang tenang baca pelan-pelan sambil makan camilan kesukaan anda, jika kebetulan anda masih punya stok Opak gambir jangan lupa dibuka ya. Ok

Sebenarnya saya tidak ingin terkenal atau dikenal sebagai seorang apalah.. kalau toh nanti ada orang yang mencari saya, saya akan bersembunyi dibalik gentong?.. itu yang berbicara Gus Dur menukil dari Waliyulloh Robiatul Adawiyah,  memang antara mendidik membina atau mempresentasikan hasil karya hampir mirip dengan sebuah kesombongan tapi tergantung yang menilai jadi ibarat pisau bermata dua, bagi saya semua itu tidak ada unsur kesombongan tapi sebagai tauladan untuk para pembaca, hobi dan lain lain, yang benar hanya apa adanya, jujur, rendah hati, sopan satun, terbuka, ulet, mau dinasehati, seperti saya yang bodoh ini ingin sekali dinasehati

Artikel di warta Bromo ini keluar tanggal 9 September pas selang 1 hari setelah saya dinasehati guru-guru di SMP Al Hidayah agar saya tidak keluar dari lembaga tersebut. Artikel ini unik lain dari pada yang lain seperti artikel saya sendiri di Media online Desa Merdeka, Kampus Wong Alus, Kompas, dan media netizen lainnya, ini namanya “pencari berita malah jadi berita”. Beberapa teman sudah ada yang men share artikel ini di facebook dll.

Berikut artikel di Warta bromo setiap tanggapan saya tulis di setiap paragraph dan di tandai antara buka dan tutup kurung italic (huruf miring)
------------------------------------------------------------------------------------------


Jadi Pegawai TU SMP, Pria Ini Tak Mau Terima Gaji Selama 12 Tahun



 Gempol (wartabromo) - Di saat banyak Pegawai, pendidik, staf yang mulai ribut untuk mendapatkan tunjangan dan gaji yang tinggi, salah seorang pegawai Tata Usaha (TU) lembaga pendidikan Swasta di Gempol, Pasuruan justru tidak pernah minta gaji selama 12 tahun dari lembaga tempatnya bekerja.
(Sebuah teladan yang baik untuk para pembaca, sehingga dimungkinkan agar pembaca bisa memiliki jiwa dan semangat sebagai seorang pegawai TU, apa lagi zaman sekarang rata-rata pegawai atau guru sudah meninggalkan ruh jihat di jalan pengabdian yang diwajibkan oleh Allah SWT, mereka lebih mementingkan duniawia ketimbang akhirat, sehingga menjadi orang yang ghofilin lupa pada kodrat sebagai ciptaan hambaNya yang berkewajiban untuk mengabdi)

Akhmad Dimyati (32), pemuda asal Sumberingin I Desa Sumbersuko, Gempol, Pasuruan tersebut bukanlah anak orang kaya atau memiliki warisan harta yang melimpah. Ia hanya bekerja sebagai pegawai TU Swasta di SMP Islam Al Hidayah Sumbersuko Gempol.
(Akhamd Dimyati atau Adim, usianya sekarang sudah 33 tahun, dulu hampir sekali akan di jodohkan dengan anak family yang kaya raya, hampir saja, andaikata itu terjadi pasti cerita kehidupannya akan berkata lain minta ini itu tinggal tunjuk, tapi jika  mendapat anak orng kaya tentu saya tidak akan mendapat pelajaran kehidupan yang mulya ini, tapi inilah kehidupan segalanya wajib disyukuri, jadi memang benar saya bukan anak orang kaya, saya anaknya petani padi, dahulu kadang kadang kalau ada waktu luang bantu ibu kesawah)

Pertama kali masuk sekitar tahun 2003, dirinya hanya digaji sebesar Rp. 50 ribu perbulan dari lembaga pendidikan tersebut. Ia tidak melamar, melainkan diminta oleh salah seorang pengurus bernama Misto untuk menjadi pegawai TU di SMP Islam Al Hidayah tersebut.
(Pak Misto waktu itu kepala Sekolah, beliau almarhum selang 3 bulan setelah saya mengabdi disana, beliau meninggal karena kecelakaan. sebelumnya pamit kepada saya untuk mengikuti pramuka di wilayah kejayan, saya diminta beliau untuk mengabdi di SMPI Al Hidayah atas perintah KH. Yasin Luthfi, BA)

“Semula dia menolak, namun karena sungkan dan menghormati lembaganya, gaji awal tersebut diterima. Dan, ia mengaku sudah cukup dengan gaji sebanyak itu, ” kata salah seorang temannya yang minta namanya tidak disebutkan.
(apa yang belatar belakangi sehingga saya tidak minta di gaji?, kalau di kaji dari sisi agama semuanya membenarkan apa yang telah saya lakukan adalah amalan yang luar biasa, “adakah tokoh dibalik semua ini sehingga saya begitu kuat menjalankan prinsip ini, ya beliau itu adalah KH. Sholeh Bahcruddin pengasuh Pondok Pesantren Ngalah, salah satu  dari 3 Kyai di Indonesia yang tetap berpegang teguh pada Pancasila dan turut serta menjaga perdamaian dunia demi kerukunan antar umat begama, seingat saya pada pertengahan bulan Juli tahun 1997 beliau bercerita pada semua santrinya di sore hari pada pengajian kitab kuning tafsir Jalalain, kurang lebih ceritanya begini, “anak-anakku semuanya, jika kamu ingin sukses dunia akhirat, maka jangan sekali kali mengharapkan bayaran dari tempatmu mengabdi/ bekerja” lanjutnya “ abahku sendiri bilang kepada para jamaah sholat jumat ketika pertama kali saya merintis Pondok pesantren Ngalah ini, abahku bilang “apabila pada suatu saat nanti anakku yang bernama Sholeh Bahruddin ini meminta bayaran dari pondoknya, lembaga pendidikannya, maka aku tidak ridho dunia akhirat, ingat itu”tuturnya menirukan abahnya)
Selang bergulirnya waktu, Akhmad Dimyati akhirnya mendapatkan jabatan baru. Ia menjadi operator Daprodik dan Bendahara Bos. Namun, ia tetap bersikukuh tidak mau gajinya dinaikkan bahkan nyaris tak pernah mengambilnya.
( jadi bendahara BOS sejak tahun 2005 pertama kali digulirkan program  BOS sampai sekarang tak terasa sudah 10 tahun pagang duit Negara,  padahal ingin sekali jabatan saya diganti, tapi apa boleh buat kepala sekolah dan Ibu Hilda tidak mengizinkan, sirnalah jua, jadi operator dapodik tahun 2012 pertama kali dilauncing di hotel Inna Prigen, jadi operator dapodik itu kerjaannya lebur lebur terus sampai larut malam, ya sambil jaga warnet itung itung dapat komisi tambahan hehehehe)

“Kepala Yayasan sempat berencana menaikkan  gajinya, namun dia  tetap menolaknya dengan alasan tujuan kerja di SMP semata-mata hanya mengabdi dijalan Allah, ” tuturnya.
(Pak Suparman selaku ketua yayasan beserta 2 orang sekretarisnya masuk keruangan saya dia nawarin kenaikan gaji, saya bilang gaji sekarang sudah lebih dari cukup dan tak perlu dinaikkan lagi, waktu di masa KH yasin juga ditanyai seperti itu jawab saya ya sama itu)

Namun lantaran sudah menjadi haknya, Pihak sekolah tetap menaikkan gajinya, dimulai dari menaikkan sedikit bayarannya menjadi Rp 100 ribu setiap bulan.

Kemudian, tahun 2006, di masa Periode Kepala Sekolah Abdul Kholiq sampai sekarang tanpa sepengetahuan dia, gajinya dinaikkan Rp. 50 ribu pertahun sehingga pada tahun 2015 gajinya sudah naik menjadi 650 ribu rupiah ditambah gaji sebagai operator dapodik 90 ribu dan uang hadir 2.000 perbulan.
“Meski begitu, ia tak pernah mengambilnya selama 12 tahun bekerja, ” lanjutnya.
(mungkin pernah mengambil gaji 1 atau 2 kali selama 12 tahun, tapi kalau meminta gaji mungkin tidak pernah selama 12 tahun, kalau dikasih ya diterima kalau gak dikasih ya tidak meminta, kalau hutang sih pernah mungkin 1 atau 2 kali)
  
Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, selain bekerja di sekolah. Akhmad Dimyati bekerja serabutan termasuk membantu ibunya berjualan kue kering di pasar tradisional Pandaan dan Gempol.
(Memang benar saya pekerja serabutan membantu ibu jualan kue kering dikirim ke 30 pelanggan di wilayah itu, tapi ada sisi lain yang tidak diceritakan di artikel ini yaitu aktivitas di masyarakat, di organisasi-organisasi, di usaha Omi ATK, BringiNET, Kube dll. Dari sinilah kebutuhan hidup keluarga tercukupi, sehingga tidak menggantungkan di dunia pendidikan, kadang kadang ada saja sesuatu yang datang diluar jangkauan akal sehat, memang merintis usaha itu butuh keuletan, dulu awal-awalnya jualan sandal jepit dan keset pulsa hp tahun 2003 jualan hp 2004 lalu ganti rental computer 2006 baju anak-anak, tas asessoris, warnet 2009  Wifi  2012  ATK  2013  foto copy 2013)

“Dia sering bilang, namanya manusia bukan berarti tidak butuh uang, saya juga butuh tapi saya tau lahan… mana lahan amal dan mana lahan mengais rezeki, sering saya dapat rezeki yang tidak pernah saya duga sebelumnya, lalu saya syukuri,” cerita teman dekatnya ini menirukan ucapannya. (*/yog)
(ya saya pernah bilang seperti itu kepada rekan rekan guru, cuman tidak dikonsumsi untuk publik, apakah hanya dengan merasa syukur kemudian saya dapat rezeki? Ya pasti dapat, ini menyangkut tentang pemahaman arti kehidupan, sebenarnya mudah kalau kita semua sudah mengetahui kuncinya. Berikut kuncinya?)

1.       Berbahagialah dan syukurilah meskipun hidupmu susah
2.       Jika seseorang telah menyusahkan hidupmu anggaplah itu rezekimu
3.       Jika kamu diberi rezeki, balaslah 15 kali lipat
4.       Berdamai dan beramalah dengan semua umat manusia
5.       Berfikir dan berprasangkalah yang baik baik
6.       Sabar, Loman, Neriman, Ngalah,
7.       Allah itu welas asih rohman rokhim    

Wassalamu`alaikum Wr.Wb

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan di komentari yang sopan dan santun, komentar langsung muncul disini, pilih anonymous atau lainnya, oke