Siang hari itu kami mendapatkan undangan dari
balai desa Sumbersuko atas nama UKM Opak Gambir untuk mewakili Kec Gempol,
dalam pelatihan 3 hari di kota lawang, hari besoknya, waktu sore harinya,
kami menyiapkan segala persyaratan termasuk contoh produk Opak Gambir sebagai
makanan unggulan kec. Gempol untuk dibawa ke tempat pelatihan, di undangannya
chek in peserta pukul 16.30 -17.30, kami berangkat menuju UPT Pertanian Bedali
Lawang pukul 15.00 wib, rupanya cuacanya mendung untuk menghindari hujan
diperjalanan sampai disana sekitar pukul 16.10, memasuki kota lawang hawa
terasa dingin menusuk tubuh, ada sedikit waktu untuk isitirahat dalam
perjalanan ke Bedali lawang, sebentar kami mampir ke salah satu warung kopi
pinggir jalan, tepatnya depan ruko wisata petik madu, dengan santai sambil
melihat suasananya yang dingin rupanya disini baru selesai hujan turun, gunung kecil
sebelah barat kelihatan cerah mempesona, jadi teringat masa masa dulu ketika
main-main ke kota lawang saat pesan seragam konveksi untuk teman-teman sekolah
SMA.
Untuk mempersingkat cerita, kita langsung masuk
ke pembahasan.oh ia perlu di ketahui rupanya tempat pelatihan di UPT Pertanian
Bedali lawang perlu adanya perawatan sehingga suasananya bisa asri, sejuk dan
emm…mengenang, begitulah kira-kira harapan kami.
Acara dimulai pada pukul 7 malam sebagai pembukaan oleh kepada Dinas Pertanian Kab.
Pasuruan, pukul 9 malam peserta dapat snack –istrirahat malam, kebetulan kami
sekamar dengan 3 orang 1 yusuf dari puspo pak bowo dari grati.
Sesi Pembukaan : Oleh Kepala Dinas Pertanian Kab.
Pasuruan
Tantangan dan Peluang UKM MEA 2015, Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 segera dimulai. Tinggal sebulan lagi bagi MEA, artinya
MEA adalah tidak aja jarak lagi antara orang pekerja asing dalam hal
administrai, jadi kita akan bersaing dengan kawyawan asing, pengusaha asing
ataupun investor asing, untuk itu kita mempersiapkan hal ini.
Menurutnya, total Gross Domestic Product (GDP)
ASEAN tercatat di ASEAN Secretary di tahun 2012 lalu menembus angka US$ 2.327
miliar dengan pasar sebesar US$ 600 juta. Angka ini akan terus bertambah
apalagi ekonomi ASEAN memiliki daya tarik yang tinggi. sebagian besar perdagangan
barang intra-ASEAN menikmati tarif 0% (zero tarif). Oleh karenanya ASEAN mampu
bertahan ditengah krisis belahan dunia lainnya.
Hasil survei Japan ASEAN Integration Fund (JAIF)
pada 2012 lalu mencatat 73% para pelaku bisnis di ASEAN yang menjadi responden
berpandangan bahwa integrasi ASEAN akan memberikan manfaat peningkatan Ekonomi,
dan 64% kalangan publik meyakini bahwa integrasi ASEAN akan meningkatkan
kondisi secara keselurahan.
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Apakah Indonesia
sudah siap menghadapi MEA yang sudah di depan mata ini? Dst.
Sesi pertama :
Memasuki hari kedua dimulai pukul 8 pagi diisi
oleh mentor perintis pengusaha mulai dari Nol sampai sukses sebagai eksportir
dan importir tanaman bunga hidup ke Negara Asia beliau juga pengasuh dan
Pembina puluhan UKM dan Gapoktan (Gabungan kelompok Tani) sewilayah Malang dan
Batu, menguasai pasar UKM Malang Pasuruan dll, coba anda lihat di sudut sudut
pusat UKM, di pasar buah pandaan, kuliner, Bakpao telo, oleh oleh Trawas,
Prigen, taman dayu, Taman Safari, Purwodadi, anda pasti akan mengenal aneka
kripik, aneka olahan buah buahan made in Malang, made in Batu… dll semua itu
mitra binaannya, siapakah dia?... beliau adalah Ibu Ir Luki Budiarti, pemilik
Arjuna Flora penanaman sekaligus olahan aneka bunga hidup yang di eksport ke Jepang.
Mari kita simak bagaimana tutur katanya yang menggapai sukses sedemikian rupa,
berikut ceramahnya yang bisa kami ringkas seingat kami.
Dahulu Ibu Luki Budiarti bekerja di
PT Kajima, sebuah perusahaan asal Jepang yang bergerak di bidang konstruksi. Perusahaan
mengerjakan berbagai konstruksi
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di berbagai daerah. Waktu krisis moneter
1998 membuat perusahaan tersebut melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Bersama suaminya yang juga bekerja di perusahaan itu, Ibu Luki turut serta
terkena PHK.
Saat itu, bu Luki mendapat pesangon sebesar
Rp 20 juta, sang suami yang juga bekerja di PT Kajima juga di PHK dan mendapat
pesangon dengan besaran yang sama. Uang itu kemudian uang tersebut digunakan
untuk membangun rumah di yang terletak di Jalan Raya Arjuno RT 06/ RW 10 Dusun
Junggo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.
Aktivitas bu Luki bersama suaminya tahun selanjutnya hanyalah berdagang buah apel eceran. dan buah buahan dari wilayah Nongko Jajar dan tutur Dengan menggunakan keranjang, dia menjual apel di kawasan wisata Cangar Batu “Bisa dikatakan saat itu saya lah yang pertamakali menjual apel di kawasan wisata Cangar, kadang juga di Selecta,”
Aktivitas bu Luki bersama suaminya tahun selanjutnya hanyalah berdagang buah apel eceran. dan buah buahan dari wilayah Nongko Jajar dan tutur Dengan menggunakan keranjang, dia menjual apel di kawasan wisata Cangar Batu “Bisa dikatakan saat itu saya lah yang pertamakali menjual apel di kawasan wisata Cangar, kadang juga di Selecta,”
selain menjual apel, juga
memanfaatkan waktu senggangnya untuk mengambil berbagai kursus di Kota Malang.
Mulai dari kursus komputer sampai kursus bahasa Jepang.
Dari tempat kursus bahasa Jepang itulah dia mengenal beberapa orang. Salah satu diantaranya adalah seorang penerjemah bahasa Jepang. Orang tersebut bercerita kepada Ibu Luki bila ada pengusaha Jepang yang ingin menanam bunga Sandersonia aurantiaca di Batu. Tanaman ini pernah diujicobakan ditanam di sekitar Bromo, tapi gagal. Bromo sering erupsi dan mengeluarkan material vulkani seperti debu, membuat tanaman sulit berbunga. Sehingga orang Jepang itu ingin mencoba menanam di Batu,” tutur bu Luki.
Dari tempat kursus bahasa Jepang itulah dia mengenal beberapa orang. Salah satu diantaranya adalah seorang penerjemah bahasa Jepang. Orang tersebut bercerita kepada Ibu Luki bila ada pengusaha Jepang yang ingin menanam bunga Sandersonia aurantiaca di Batu. Tanaman ini pernah diujicobakan ditanam di sekitar Bromo, tapi gagal. Bromo sering erupsi dan mengeluarkan material vulkani seperti debu, membuat tanaman sulit berbunga. Sehingga orang Jepang itu ingin mencoba menanam di Batu,” tutur bu Luki.
Sementara bila ditanam di Jepang, terkendala dengan adanya 4 musim, sehingga menganggu proses bunga. Pengusaha Jepang itu kemudian memberi bantuan sejumlah bibit bunga untuk ditanam. Oleh bu Luki, bibit itu ditanam di lahan miliknya seluas 400 meter dan juga ada yang ditanam di lahan milik orang tuanya seluas 400 meter di Pujon, Kabupaten Malang.
“Keluarga saya sendiri adalah keluarga petani, jadi tanaman itu ya saya perlakukan seperti menanam kentang saja,” tukasnya.
Hasilnya, bibit yang ditanam mampu berbunga dengan kualitas yang lebih bagus di banding bila ditanam di Jepang. Bunga lebih bersih dengan umbi lebih besar dibanding jika ditanam di Jepang. Pada tahun 2000, pengusaha tersebut meminta bu Luki untuk membuat sebuah perusahaan yang berbadan hukum. Dibentuklah CV Arjuna Flora yang beralamat di rumah Ibu Luki.
Kesepakatan yang dibuat saat itu, dia menyiapkan lahan sementara seluruh keperluan bibit disiapkan dari Jepang. Saat panen, hasilnya langsung diambil untuk dikirim ke Jepang oleh pengusaha itu. Ibu Luki sendiri memperluas lahannya hingga menjadi 1 hektar.
“Bibit bunga Sandersonia aurantiaca dipinjami orang Jepang, nanti saat panen dikirim ke mereka. Begitu saja kesepakatannya saat itu, hingga sekitar tahun 2001 sudah bisa mengekspor secara kontinyu ke Jepang,” tuturnya
Dalam setahun sedikitnya 40 bok umbi Sandersonia aurantiaca dikirim ke Jepang. Setiap bok keuntungan yang diraih jutaan rupiah. melalui sistim kemitraan dengan beberapa perusahaan besar di Jepang, beberapa tahun kemudian, dia mendapat tawaran untuk menanam ubi Jepang, ubi khas berwarna ungu. Sama dengan saat menanam Sandersonia aurantiaca, sifatnya juga dipinjami bibit. Selain dipinjami bibit, Luki juga dibantu dengan cara manajemen perusahaan. Saat itu, Ibu Luki mengklaim sebagai pioneer dalam menanam ubi ungu/ubi Jepang.
Dalam setahun, setidaknya 4 kontainer ubi diekspor ke Jepang. “Pernah suatu saat bunga saya hilang dipelabuhan satu container ya saya tetap semangat tidak boleh putus asa” tuturnya. Ada juga salah satu UKM binaan saya yang melakukan pinjaman tapi tidak ada yang menganggsur sampai 240 juta, jadi saya yang menanggung karena saya yang bertandatangan di perjanjian itu.
Kemudian ada sesi Tanya jawab 3
pertanyaan, saya sendiri di urutan terakhir karena pertanyaan kami panjang buat bu Luki.
Begini pertanyaan kami :
“Assalamualaikum Wr.Wb, kami dari
Gempol Produk aneka Olahan Opak Gambir, sebelumnya kami atas nama seluruh
peserta diklat mengucapkan banyak terima kasih atas motivasi dan semangatnya
untuk menggugah hati kami menjadi seorang pengusaha yang sukses di bidang
makanan, saya benar benar salut atas apa yang ibu sampaikan, kami ingin meniru
jejak ibu mulai dari nol, ya siapa tahu nanti produk kami bisa di eksport ke
luar negeri, kami ingin adanya sinergi antara peserta pelatihan dengan UKM
binaan ibu di Batu sehingga ada tindak lanjut setelah acara ini selesai, ya
mungkin minta nasehat atau mengobrol dengan Ibu, atau mungkin Ibu tidak ada
waktu untuk melayani kami sehingga memerlukan waktu yang tepat sebelum adanya
pertemuan, biasanya seperti itu jika ingin bertemu dengan orang sibuk seperti
Ibu Luki, dan kami ingin pihak dinas pertanian atau kami di fasilitasi sendiri
untuk membentuk kelompok saat ini agar bisa saling berkoordinasi dalam
memajukan usaha masing-masing, terima kasih.
Apa jawab beliau, … sungguh luar
biasa.- Ibu Luki siap melayani kami mulai jam 6 sampai jam 3 sore bertemu
dengannya ditunjukkan caranya. SMS telfon maupun email juga di fasilitasi.
Sesi berikutnya ;
Nara sumber : Bpk Krisna Ketua UKM
Pasuruan -‘brand’ Kopi 9
Terima kasih motivasinya
Yang mengikuti pelatihan berikutnya
yang memiliki P-IRT, 1.Opak Gambir
Gempol, 2. Sari Buah Asri Sukorejo dan salah satu produk dari wilayah Lekok.
Mengikuti pelatihan packaging di kantor Pemda Pasuruan Gedung Untung Suropati
tanggal 12 November 2015
Sesi berikutnya :
Bpk Ir. Puguh Sudibyo – Pembina UKM
Indonesia –
Terima kasih masukan yang luar biasa
buat pengembangan Opak Gambir
Sesi berikutnya :
Bpk Ir. Tities : Kepala UPT Benih
tanaman Jawa Timur
Bagaimana bahan kimia dalam makanan,
serta penjelasan pengembangan Pasar UKM Pasuruan di tantangan MEA.
Berikut Foto pelatihannya :
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan di komentari yang sopan dan santun, komentar langsung muncul disini, pilih anonymous atau lainnya, oke