News Update!

Senin, 18 November 2019

REPORTASE KAMPANYE DAMAI DAN DIALOG BERSAMA CALON KEPALA DESA SUMBERSUKO







Oleh : Muhammad Masyhudi Luthfi, S.AP*
Laporan Pandangan Mata
16 November 2019


Sabtu malam, seluruh calon kepala desa (kades) mulai dari Bapak Niam, Bapak H. Arif, Bapak Supa’at, dan Bapak Suyitno hadir di Balai Desa Sumbersuko dalam acara “kampanye damai dan dialog bersama”. Tak ketinggalan pula, seluruh panitia dan perangkat desa serta para tokoh masyarakat juga memenuhi ruang utama balai desa. Bahkan masyarakatpun cukup antusias meski harus berdiri di luar pagar balai desa.

Setelah mengumandangkan lagu Indonesia Raya untuk meneguhkan bahwa kita ini satu bangsa, acara dilanjutkan dengan sambutan Ketua Pelaksana Pilkades Bapak Dr. Khumaidi, M.Si. Beliau memperkenalkan profil seluruh calon kades serta profil panelis dalam acara ini. Untuk panelis pertama yaitu Dr. M. Daimul Abror, S.IP, M.Si, salah satu dosen Universitas Yudharta sekaligus sebagai tim seleksi perangkat desa di kabupaten Pasuruan. Kedua, Bapak Zainul Ahwan, M.I.Kom, seorang fasilitator pendamping pengelolaan sampah berbasis IT serta fasilitator pariwisata desa.

Sambutan kedua disampaikan oleh ketua BPD sekaligus mewakili pemerintah Desa Sumbersuko, Bapak Suwandi, S.Pd.I. Beliau mengucapkan terima kasih atas terselenggaranya acara ini sekaligus mohon maaf jika ada kekurangan baik tempat maupun sambutan yang kurang berkenan. Acara seremonial ini dipungkasi do’a yang dipimpin oleh Kaur Kesra Desa Sumbersuko, Bapak Shodikin.

Memasuki acara inti, acara diambil alih moderator, Bapak Agung Dwi Bahtiar, M.Pd. Malam itu beliau membawakan acara cukup piawai dengan suasana yang begitu cair dan kondusif sehingga potensi-potensi keributan atau kegaduhan dapat diminimalisir.

Acara kampanye dan dialog damai ini dibagi menjadi beberapa segmen, yaitu:
  1. Sambutan atau penyampaian visi misi oleh masing-masing calon kades.
  2. Pendalaman visi misi panelis 1.
  3. Pendalaman visi misi panelis 2.
  4. Pendalaman visi misi oleh pendukung calon kepada calon kadesnya.
  5. Closing statement (pernyataan penutup).
Sesuai nomor urut undian, penyampaian visi dan misi diawali oleh Bapak Niam. Beliau mempunyai visi menuju Sumbersuko yang maslahat, maju dan sejahtera. Jika terpilih, beliau akan melaksanakan misinya yakni sebagai pengabdi di Desa Sumbersuko serta akan memfasilitasi hal-hal yang terkait dengan kebutuhan masyarakat.

Urutan kedua disampaikan oleh Bapak H. Arif. Melalui teks yang dibacakan bahwa secara garis besar misi beliau adalah mengamalkan ajaran agama, meningkatkan tata kelola pemerintahan, meningkatkan sarana dan prasarana, mengupayakan kemandirian dan pemberdayaan masyarakat, serta meningkatkan kerjasama dan gotong royong. Semua terangkum dalam visi terwujudnya Desa Sumbersuko yang maju, mandiri, damai, dan sejahtera melalui tata kelola pemerintahan yang baik dan berkualitas.

Urutan berikutnya disampaikan Bapak Supa’at. Beliau bercerita pengalaman selama lima tahun dalam menjadi kades. Menurut beliau, diakui atau tidak, kemajuan Desa Sumbersuko berkat sentuhan tangan beliau dan para perangkatnya. Dan beliau tidak  memohon pujian masyarakat. “Terkait kekurangannya, itulah faktor sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.” Tutur beliau. Dengan slogan Sumbersuko bermartabat, beliau ingin Sumbersuko bersatu, maju, tertata, bersih, dan sehat.

Terakhir, visi dan misi disampaikan oleh Bapak Suyitno. Beliau mengawali dengan ungkapan syukur kepada Allah SWT serta sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Berdasar hasil survey beliau, bahwa yang pertama masyarakat menginginkan pekerjaan. Dan itu nanti yang akan coba dipenuhi. Kedua, kebersihan di desa belum terjangkau karena itu beliau bercita-cita Sumbersuko ini aman, tertib, dan bersih. Beliau mengaitkan antara keimanan dan kebersihan karena menurut beliau, iman itu harus bersih. Ketiga, terkait pelayanan surat menyurat. Beliau berharap tertib waktu di mana seluruh aparat desa harus berada di balai desa sejak jam 08:00 s/d 15:00 WIB, “Karena pemimpin itu adalah pelayanan (pelayan, red.).” Terang beliau.

Memasuki segmen kedua, yaitu pendalaman visi misi panelis 1 yang bertanya mengenai permasalahan di desa serta bagaimana solusi yang kongkrit atas permasalahan itu.

Kesempatan pertama sesuai nomor urut undian disampaikan oleh calon kades nomor urut 4, Bapak Suyitno. Beliau menjelaskan bahwa permasalahan utama di Desa Sumbersuko itu adalah:
  1. Pengangguran. Beliau akan mengundang semua perwakilan perusahaan untuk ditanyakan kebutuhan karyawannya. Lalu beliau akan memprioritaskan warga yang paling membutuhkan pekerjaan.
  2. Afalan. Beliau akan mengambil alih afalan perusahaan supaya dikelola oleh masyarakat.

Kesempatan kedua disampaikan oleh calon kades nomor urut 3, Bapak Supa’at.  Beliau membagi menjadi empat persoalan yaitu:
  1. Sampah. Selama 3 tahun terakhir mengelola sampah skala kecil di masyarakat tapi belum terselesaikan. Ke depan beliau akan membangun TPS (Tempat Pembuangan Sampah, red.).
  2. Pelayanan Tanah. Pemerintah desa selama ini kesulitan karena dokumen desa hanya Letter C, padahal untuk mempermudah penyelesaian tanah harus ada Peta Kretek dan Peta Krawang.
  3. Air. Sumber mata air di Desa Sumbersuko sudah mencukupi. Namun pengelolaannya yang belum baik. Ke depan akan diatasi dengan pemasangan meter air.
  4. Penyelesaian Sengketa. Beliau siap menjadi mediator penyelesaian permasalahan di masyarakat supaya tidak sedikit-sedikit laporan ke polisi.

Selanjutnya kesempatan diberikan kepada calon kades nomor urut 1, Bapak Niam. Beliau menjelaskan bahwa:
  1. Urusan perut (finansial) masyarakat harus dibereskan terlebih dahulu, karena jika urusan perut belum selesai, akan merembet ke persoalan-persoalan lain. Dengan banyaknya perusahaan yang gulung tikar (tutup), beliau akan datang ke perusahaan-perusahaan itu. Jika terkait dengan perijinan, pihak desa akan membantu.
  2. Membentuk UKM (Usaha Kecil dan Menengah, red.) di bawah naungan Bumdes (Badan Usaha Milik Desa, red.). Jika ada sumber air, akan diterapkan UKM perikanan. Di wilayah selatan Desa Sumbersuko rumput tumbuh lebih banyak, sehingga akan dibuatkan UKM peternakan. Begitu juga untuk daerah lain sesuai potensi masing-masing.

Kesempatan terakhir diberikan calon kades nomor urut 2, Bapak H. Arif. Beliau merangkum permasalahan di desa ini menjadi empat bagian:
  1. Ketenagakerjaan. Beliau ingin merubah pola pikir masyarakat Sumbersuko. “Kalau bisa jangan menjadi karyawan, mari kita sama-sama menjadi juragan.” Tutur beliau.
  2. Pelatihan. Hal ini supaya pabrik bisa menerima warganya yang sudah mempunyai keahlian.
  3. Kesenjangan antara Keluarga Cendana dan Keluarga Cemara. Dimana keluarga Cendana sangat mudah masuk ke pabrik, sedangkan Keluarga Cemara begitu sulit masuk pabrik.
  4. Air. Tinggal cara pengelolaannya, seperti Dusun Jatikunci dan Ngipik yang sudah memakai meteran sehingga lebih merata hasilnya.

Menginjak segmen ketiga, yaitu pendalaman visi misi panelis 2 yang bertanya tentang potensi Desa Sumbersuko yang bisa dimaksimalkan untuk kemaslahatan masyarakat Desa Sumbersuko.

Sesuai nomor urut undian, kesempatan pertama diberikan kepada Bapak Niam. Beliau mengambil topik Kepemudaan. Karena menurut beliau, pemuda adalah calon pemimpin-pemimpin di desa bahkan di negara ini. Beliau akan merangkul pemuda dan difasilitasi untuk diberi kegiatan (pelatihan) sesuai potensi mereka.

Berikutnya Bapak H. Arif menjawab bahwa potensi desa yaitu PAD cukup besar, yaitu Rp. 82 juta  dari lelang portal. Selanjutnya beliau akan memanfaatkan lahan kosong untuk dibuatkan gedung serbaguna.

Jawaban selanjutnya disampaikan oleh Bapak Suyitno. Beliau ingin masyarakat kreatif dengan cara akan mengelola uang ADD (Alokasi Dana Desa, red.) untuk pelatihan keterampilan ikan lele atau keripik daripada hanya menunggu pekerjaan dari pabrik. Kedua, Bumdes akan dikembangkan untuk memfasilitasi masyarakat.

Kesempatan terakhir diberikan kepada Bapak Supa’at untuk menjawab pertanyaan yang sama dari panelis 2.  Beliau berkisah tentang UKM yang telah menembus level provinsi yaitu: Opak Gambir, Kacang Telor, Keripik Tempe, Nugget, dan Minuman Asem. Bahkan yang terakhir disebut itu sudah men-supply kebutuhan minuman di RSUD Raci. Potensi ini yang akan lebih ditingkatkan lagi, termasuk adanya UKM ice cream dari jagung, susu dari jagung, dan keripik dari daun luntas. Berikutnya Sumber Klompang akan dikelola menjadi tempat wisata karena airnya menurut survey sama dengan di Jolotundo.

Segmen berikutnya, yaitu segmen ketiga pendalaman visi misi oleh pendukung calon kepada calon kadesnya masing-masing. Segmen ini tanpa nomor urut undian. Siapa saja pendukung calonnya bisa langsung mengajukan pertanyaan ke calon kadesnya sendiri.

Kesempatan pertama diberikan kepada pendukung nomor urut 1, Bapak H. Susianto dari Sumberingin I. Beliau menanyakan tentang aktualisasi otonomi desa melalui penataan birokrasi. Bagaimana kiat Bapak Niam dalam penataan birokrasi terkait rangkap jabatan dan kedisiplinan pelayan masyarakat.
Bapak Niam memberikan jawaban bahwa hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan besok harus lebih baik dari hari ini. Begitu juga dalam pengelolaan pemerintah desa. Kades, Sekdes, Kaur, Kepala Kewilayahan sudah ada tupoksinya sendiri-sendiri. Semua akan disesuaikan sehingga tidak ada rangkap jabatan.

Kesempatan kedua diambil oleh pendukung nomor urut 3, Bapak As’ari dari Kemuning yang menanyakan soal kekurangan air bersih di desa ini khususnya di Kemuning yang sejak tiga bulan lalu menggunakan air sungai.

Bapak Supa’at menyampaikan jawabannya bahwa penataan air selama ini belum sempurna. “Daerah yang belum ada meterannya akan diberi meteran. Bukan untuk mencari dana tetapi untuk menyelamatkan air tersebut.” Jelas beliau.

Kesempatan berikutnya dimanfaatkan oleh pendukung nomor urut 2 yaitu Bapak Heri dari Kaliputih yang bertanya tentang bagaimana cara mengatasi kesenjangan dalam masalah ketenagakerjaan.

Bapak H. Arif menjelaskan bahwa perbedaan itu tidak akan ada lagi. Selama ini tidak ada payung hukum untuk menghilangkan perbedaan antara Keluarga Cendana dan Keluarga Cemara. Kedua, beliau akan mengadakan pelatihan sesuai keahlian masing-masing supaya diterima perusahaan. Dan terakhir beliau akan mengadakan wirausaha bersama, misalnya pengelolaan sampah untuk mendapatkan nilai ekonomis.

Penanya terakhir dari pendukung nomor urut 4, Bapak Nurul Huda Istiawan dari Sumberingin II. Beliau bertanya terkait tenaga kerja dan afalan yang selama ini menurut beliau hanya dimakelari saja.

Bapak Suyitno memberikan jawaban bahwa afalan pabrik akan dikelola masyarakat dan setiap dusun ada lahan untuk pengelolaan afalan. “Begitu juga misalnya pabrik membutuhkan palet, kita bisa penuhi.” Tutur beliau.

Waktu beranjak malam, suasana makin menghangat. Tibalah saatnya di segmen terakhir yaitu pernyataan penutup (Closing Statement) dimana moderator memberi kesempatan setiap calon untuk memberikan pernyataan jika terpilih maupun jika belum ditakdirkan untuk mengabdi di Desa Sumbersuko, bagaimana caranya untuk berkontribusi.

Diawali dari Bapak Suyitno yang mengatakan bahwa apa yang telah diprogramkan insya Allah akan dimaksimalkan. Jika tidak terpilih, kami berterima kasih dan memang bukan takdirnya. Beliau juga akan mendukung calon lain yang terpilih.

Disambung oleh Bapak Supa’at bahwa jabatan adalah amanah. Suksesi adalah hal biasa. Jika terpilih akan mengabdi dan tidak mempersulit pelayanan masyarakat. Jika tidak terpilih, banyak cara untuk mengabdi di masyarakat karena kita semua adalah saudara.

Pernyataan ketiga disampaikan oleh Bapak H. Arif. Beliau membacakan lagi visinya kemudian diperjelas dengan pernyataan saling adanya komunikasi dan kerjasama antara kepala desa, perangkat, dan warga supaya terwujud Desa Sumbersuko yang lebih maju. Namun di sini beliau belum menyampaikan pernyataan cara berkontribusi beliau seandainya tidak terpilih.

Terakhir, pernyataan disampaikan oleh Bapak Niam. Beliau bercerita sewaktu konsolidasi seluruh calon Kades se-Kabupaten Pasuruan di GOR Raci Pasuruan, dimana Bupati Pasuruan memberi pesan untuk siap kalah dan siap menang. Kalah adalah takdir dan jika dipilih masyarakat adalah amanah yang harus dijalankan. Menurut beliau, sebaik-baik manusia adalah yang manfaat di tengah masyarakat sehingga terpanggil untuk mencalonkan diri menjadi kepala desa.

Applaus panjang menggema sesaat setelah segmen ini berakhir. Moderator mengajak seluruh calon kades dan yang hadir di balai desa untuk berdiri menyanyikan lagu Padamu Negeri. Hal ini mengingatkan kepada seluruh calon kades bahwa proses pemilihan kepala desa ini tidak lain adalah untuk mengabdi kepada negeri khususnya di Desa Sumbersuko.

Acara ditutup dengan foto bersama masing-masing calon kades bersama panelis, (Plt) Kepala Desa Sumbersuko, Ketua BPD Sumbersuko, Ketua Panitia Pilkades Sumbersuko, wakil dari pihak Kecamatan Gempol, Polsek Gempol, serta Koramil Gempol (babinsa).

*) Warga Dusun Sumberingin yang merangkap sebagai panitia Pilkades.

Foto kegiatan acara Pilkades Damai





















0 comments:

Posting Komentar

Silahkan di komentari yang sopan dan santun, komentar langsung muncul disini, pilih anonymous atau lainnya, oke