Oleh : Muhammad Masyhudi Luthfi, S.AP*
Laporan Pandangan Mata
16 November 2019
Sabtu malam, seluruh calon kepala desa (kades) mulai dari Bapak Niam, Bapak H. Arif, Bapak Supa’at, dan Bapak Suyitno hadir di Balai Desa Sumbersuko dalam acara “kampanye damai dan dialog bersama”. Tak ketinggalan pula, seluruh panitia dan perangkat desa serta para tokoh masyarakat juga memenuhi ruang utama balai desa. Bahkan masyarakatpun cukup antusias meski harus berdiri di luar pagar balai desa.
Setelah
mengumandangkan lagu Indonesia Raya untuk meneguhkan bahwa kita ini
satu bangsa, acara dilanjutkan dengan sambutan Ketua Pelaksana Pilkades
Bapak Dr. Khumaidi, M.Si. Beliau memperkenalkan profil seluruh calon
kades serta profil panelis dalam acara ini. Untuk panelis pertama yaitu
Dr. M. Daimul Abror, S.IP, M.Si, salah satu dosen Universitas Yudharta
sekaligus sebagai tim seleksi perangkat desa di kabupaten Pasuruan.
Kedua, Bapak Zainul Ahwan, M.I.Kom, seorang fasilitator pendamping
pengelolaan sampah berbasis IT serta fasilitator pariwisata desa.
Sambutan
kedua disampaikan oleh ketua BPD sekaligus mewakili pemerintah Desa
Sumbersuko, Bapak Suwandi, S.Pd.I. Beliau mengucapkan terima kasih atas
terselenggaranya acara ini sekaligus mohon maaf jika ada kekurangan baik
tempat maupun sambutan yang kurang berkenan. Acara seremonial ini
dipungkasi do’a yang dipimpin oleh Kaur Kesra Desa Sumbersuko, Bapak
Shodikin.
Memasuki
acara inti, acara diambil alih moderator, Bapak Agung Dwi Bahtiar,
M.Pd. Malam itu beliau membawakan acara cukup piawai dengan suasana yang
begitu cair dan kondusif sehingga potensi-potensi keributan atau
kegaduhan dapat diminimalisir.
Acara kampanye dan dialog damai ini dibagi menjadi beberapa segmen, yaitu:
- Sambutan atau penyampaian visi misi oleh masing-masing calon kades.
- Pendalaman visi misi panelis 1.
- Pendalaman visi misi panelis 2.
- Pendalaman visi misi oleh pendukung calon kepada calon kadesnya.
- Closing statement (pernyataan penutup).
Sesuai
nomor urut undian, penyampaian visi dan misi diawali oleh Bapak Niam.
Beliau mempunyai visi menuju Sumbersuko yang maslahat, maju dan
sejahtera. Jika terpilih, beliau akan melaksanakan misinya yakni sebagai
pengabdi di Desa Sumbersuko serta akan memfasilitasi hal-hal yang
terkait dengan kebutuhan masyarakat.
Urutan
kedua disampaikan oleh Bapak H. Arif. Melalui teks yang dibacakan bahwa
secara garis besar misi beliau adalah mengamalkan ajaran agama,
meningkatkan tata kelola pemerintahan, meningkatkan sarana dan
prasarana, mengupayakan kemandirian dan pemberdayaan masyarakat, serta
meningkatkan kerjasama dan gotong royong. Semua terangkum dalam visi
terwujudnya Desa Sumbersuko yang maju, mandiri, damai, dan sejahtera
melalui tata kelola pemerintahan yang baik dan berkualitas.
Urutan
berikutnya disampaikan Bapak Supa’at. Beliau bercerita pengalaman
selama lima tahun dalam menjadi kades. Menurut beliau, diakui atau
tidak, kemajuan Desa Sumbersuko berkat sentuhan tangan beliau dan para
perangkatnya. Dan beliau tidak memohon pujian masyarakat. “Terkait
kekurangannya, itulah faktor sebagai manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan.” Tutur beliau. Dengan slogan Sumbersuko bermartabat, beliau
ingin Sumbersuko bersatu, maju, tertata, bersih, dan sehat.
Terakhir,
visi dan misi disampaikan oleh Bapak Suyitno. Beliau mengawali dengan
ungkapan syukur kepada Allah SWT serta sholawat kepada Nabi Muhammad
SAW. Berdasar hasil survey beliau, bahwa yang pertama masyarakat
menginginkan pekerjaan. Dan itu nanti yang akan coba dipenuhi. Kedua,
kebersihan di desa belum terjangkau karena itu beliau bercita-cita
Sumbersuko ini aman, tertib, dan bersih. Beliau mengaitkan antara
keimanan dan kebersihan karena menurut beliau, iman itu harus bersih.
Ketiga, terkait pelayanan surat menyurat. Beliau berharap tertib waktu
di mana seluruh aparat desa harus berada di balai desa sejak jam 08:00
s/d 15:00 WIB, “Karena pemimpin itu adalah pelayanan (pelayan, red.).”
Terang beliau.
Memasuki
segmen kedua, yaitu pendalaman visi misi panelis 1 yang bertanya
mengenai permasalahan di desa serta bagaimana solusi yang kongkrit
atas permasalahan itu.
Kesempatan
pertama sesuai nomor urut undian disampaikan oleh calon kades nomor
urut 4, Bapak Suyitno. Beliau menjelaskan bahwa permasalahan utama di
Desa Sumbersuko itu adalah:
- Pengangguran. Beliau akan mengundang semua perwakilan perusahaan untuk ditanyakan kebutuhan karyawannya. Lalu beliau akan memprioritaskan warga yang paling membutuhkan pekerjaan.
- Afalan. Beliau akan mengambil alih afalan perusahaan supaya dikelola oleh masyarakat.
Kesempatan kedua disampaikan oleh calon kades nomor urut 3, Bapak Supa’at. Beliau membagi menjadi empat persoalan yaitu:
- Sampah. Selama 3 tahun terakhir mengelola sampah skala kecil di masyarakat tapi belum terselesaikan. Ke depan beliau akan membangun TPS (Tempat Pembuangan Sampah, red.).
- Pelayanan Tanah. Pemerintah desa selama ini kesulitan karena dokumen desa hanya Letter C, padahal untuk mempermudah penyelesaian tanah harus ada Peta Kretek dan Peta Krawang.
- Air. Sumber mata air di Desa Sumbersuko sudah mencukupi. Namun pengelolaannya yang belum baik. Ke depan akan diatasi dengan pemasangan meter air.
- Penyelesaian Sengketa. Beliau siap menjadi mediator penyelesaian permasalahan di masyarakat supaya tidak sedikit-sedikit laporan ke polisi.
Selanjutnya kesempatan diberikan kepada calon kades nomor urut 1, Bapak Niam. Beliau menjelaskan bahwa:
- Urusan perut (finansial) masyarakat harus dibereskan terlebih dahulu, karena jika urusan perut belum selesai, akan merembet ke persoalan-persoalan lain. Dengan banyaknya perusahaan yang gulung tikar (tutup), beliau akan datang ke perusahaan-perusahaan itu. Jika terkait dengan perijinan, pihak desa akan membantu.
- Membentuk UKM (Usaha Kecil dan Menengah, red.) di bawah naungan Bumdes (Badan Usaha Milik Desa, red.). Jika ada sumber air, akan diterapkan UKM perikanan. Di wilayah selatan Desa Sumbersuko rumput tumbuh lebih banyak, sehingga akan dibuatkan UKM peternakan. Begitu juga untuk daerah lain sesuai potensi masing-masing.
Kesempatan
terakhir diberikan calon kades nomor urut 2, Bapak H. Arif. Beliau
merangkum permasalahan di desa ini menjadi empat bagian:
- Ketenagakerjaan. Beliau ingin merubah pola pikir masyarakat Sumbersuko. “Kalau bisa jangan menjadi karyawan, mari kita sama-sama menjadi juragan.” Tutur beliau.
- Pelatihan. Hal ini supaya pabrik bisa menerima warganya yang sudah mempunyai keahlian.
- Kesenjangan antara Keluarga Cendana dan Keluarga Cemara. Dimana keluarga Cendana sangat mudah masuk ke pabrik, sedangkan Keluarga Cemara begitu sulit masuk pabrik.
- Air. Tinggal cara pengelolaannya, seperti Dusun Jatikunci dan Ngipik yang sudah memakai meteran sehingga lebih merata hasilnya.
Menginjak
segmen ketiga, yaitu pendalaman visi misi panelis 2 yang bertanya
tentang potensi Desa Sumbersuko yang bisa dimaksimalkan untuk
kemaslahatan masyarakat Desa Sumbersuko.
Sesuai
nomor urut undian, kesempatan pertama diberikan kepada Bapak Niam.
Beliau mengambil topik Kepemudaan. Karena menurut beliau, pemuda adalah
calon pemimpin-pemimpin di desa bahkan di negara ini. Beliau akan
merangkul pemuda dan difasilitasi untuk diberi kegiatan (pelatihan)
sesuai potensi mereka.
Berikutnya
Bapak H. Arif menjawab bahwa potensi desa yaitu PAD cukup besar, yaitu
Rp. 82 juta dari lelang portal. Selanjutnya beliau akan memanfaatkan
lahan kosong untuk dibuatkan gedung serbaguna.
Jawaban
selanjutnya disampaikan oleh Bapak Suyitno. Beliau ingin masyarakat
kreatif dengan cara akan mengelola uang ADD (Alokasi Dana Desa, red.)
untuk pelatihan keterampilan ikan lele atau keripik daripada hanya
menunggu pekerjaan dari pabrik. Kedua, Bumdes akan dikembangkan untuk
memfasilitasi masyarakat.
Kesempatan
terakhir diberikan kepada Bapak Supa’at untuk menjawab pertanyaan yang
sama dari panelis 2. Beliau berkisah tentang UKM yang telah menembus
level provinsi yaitu: Opak Gambir, Kacang Telor, Keripik Tempe, Nugget,
dan Minuman Asem. Bahkan yang terakhir disebut itu sudah men-supply
kebutuhan minuman di RSUD Raci. Potensi ini yang akan lebih ditingkatkan
lagi, termasuk adanya UKM ice cream dari jagung, susu dari jagung, dan
keripik dari daun luntas. Berikutnya Sumber Klompang akan dikelola
menjadi tempat wisata karena airnya menurut survey sama dengan di
Jolotundo.
Segmen
berikutnya, yaitu segmen ketiga pendalaman visi misi oleh pendukung
calon kepada calon kadesnya masing-masing. Segmen ini tanpa nomor urut
undian. Siapa saja pendukung calonnya bisa langsung mengajukan
pertanyaan ke calon kadesnya sendiri.
Kesempatan
pertama diberikan kepada pendukung nomor urut 1, Bapak H. Susianto dari
Sumberingin I. Beliau menanyakan tentang aktualisasi otonomi desa
melalui penataan birokrasi. Bagaimana kiat Bapak Niam dalam penataan
birokrasi terkait rangkap jabatan dan kedisiplinan pelayan masyarakat.
Bapak
Niam memberikan jawaban bahwa hari ini harus lebih baik dari kemarin,
dan besok harus lebih baik dari hari ini. Begitu juga dalam pengelolaan
pemerintah desa. Kades, Sekdes, Kaur, Kepala Kewilayahan sudah ada
tupoksinya sendiri-sendiri. Semua akan disesuaikan sehingga tidak ada
rangkap jabatan.
Kesempatan
kedua diambil oleh pendukung nomor urut 3, Bapak As’ari dari Kemuning
yang menanyakan soal kekurangan air bersih di desa ini khususnya di
Kemuning yang sejak tiga bulan lalu menggunakan air sungai.
Bapak
Supa’at menyampaikan jawabannya bahwa penataan air selama ini belum
sempurna. “Daerah yang belum ada meterannya akan diberi meteran. Bukan
untuk mencari dana tetapi untuk menyelamatkan air tersebut.” Jelas
beliau.
Kesempatan
berikutnya dimanfaatkan oleh pendukung nomor urut 2 yaitu Bapak Heri
dari Kaliputih yang bertanya tentang bagaimana cara mengatasi
kesenjangan dalam masalah ketenagakerjaan.
Bapak
H. Arif menjelaskan bahwa perbedaan itu tidak akan ada lagi. Selama ini
tidak ada payung hukum untuk menghilangkan perbedaan antara Keluarga
Cendana dan Keluarga Cemara. Kedua, beliau akan mengadakan pelatihan
sesuai keahlian masing-masing supaya diterima perusahaan. Dan terakhir
beliau akan mengadakan wirausaha bersama, misalnya pengelolaan sampah
untuk mendapatkan nilai ekonomis.
Penanya
terakhir dari pendukung nomor urut 4, Bapak Nurul Huda Istiawan dari
Sumberingin II. Beliau bertanya terkait tenaga kerja dan afalan yang
selama ini menurut beliau hanya dimakelari saja.
Bapak
Suyitno memberikan jawaban bahwa afalan pabrik akan dikelola masyarakat
dan setiap dusun ada lahan untuk pengelolaan afalan. “Begitu juga
misalnya pabrik membutuhkan palet, kita bisa penuhi.” Tutur beliau.
Waktu
beranjak malam, suasana makin menghangat. Tibalah saatnya di segmen
terakhir yaitu pernyataan penutup (Closing Statement) dimana moderator
memberi kesempatan setiap calon untuk memberikan pernyataan jika
terpilih maupun jika belum ditakdirkan untuk mengabdi di Desa
Sumbersuko, bagaimana caranya untuk berkontribusi.
Diawali
dari Bapak Suyitno yang mengatakan bahwa apa yang telah diprogramkan
insya Allah akan dimaksimalkan. Jika tidak terpilih, kami berterima
kasih dan memang bukan takdirnya. Beliau juga akan mendukung calon lain
yang terpilih.
Disambung
oleh Bapak Supa’at bahwa jabatan adalah amanah. Suksesi adalah hal
biasa. Jika terpilih akan mengabdi dan tidak mempersulit pelayanan
masyarakat. Jika tidak terpilih, banyak cara untuk mengabdi di
masyarakat karena kita semua adalah saudara.
Pernyataan
ketiga disampaikan oleh Bapak H. Arif. Beliau membacakan lagi visinya
kemudian diperjelas dengan pernyataan saling adanya komunikasi dan
kerjasama antara kepala desa, perangkat, dan warga supaya terwujud Desa
Sumbersuko yang lebih maju. Namun di sini beliau belum menyampaikan
pernyataan cara berkontribusi beliau seandainya tidak terpilih.
Terakhir,
pernyataan disampaikan oleh Bapak Niam. Beliau bercerita sewaktu
konsolidasi seluruh calon Kades se-Kabupaten Pasuruan di GOR Raci
Pasuruan, dimana Bupati Pasuruan memberi pesan untuk siap kalah dan siap
menang. Kalah adalah takdir dan jika dipilih masyarakat adalah amanah
yang harus dijalankan. Menurut beliau, sebaik-baik manusia adalah yang
manfaat di tengah masyarakat sehingga terpanggil untuk mencalonkan diri
menjadi kepala desa.
Applaus
panjang menggema sesaat setelah segmen ini berakhir. Moderator mengajak
seluruh calon kades dan yang hadir di balai desa untuk berdiri
menyanyikan lagu Padamu Negeri. Hal ini mengingatkan kepada seluruh
calon kades bahwa proses pemilihan kepala desa ini tidak lain adalah
untuk mengabdi kepada negeri khususnya di Desa Sumbersuko.
Acara
ditutup dengan foto bersama masing-masing calon kades bersama panelis,
(Plt) Kepala Desa Sumbersuko, Ketua BPD Sumbersuko, Ketua Panitia
Pilkades Sumbersuko, wakil dari pihak Kecamatan Gempol, Polsek Gempol,
serta Koramil Gempol (babinsa).
*) Warga Dusun Sumberingin yang merangkap sebagai panitia Pilkades.
Foto kegiatan acara Pilkades Damai
Foto kegiatan acara Pilkades Damai
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan di komentari yang sopan dan santun, komentar langsung muncul disini, pilih anonymous atau lainnya, oke